Assalamualaikum Wr. Wb

Jumat, 28 Januari 2011

KELUARKAN DIRIMU DARI HATIMU

Syeikh Abdul Qadir al-Jilany
Mengikuti Pengajian Syeikh Abdul Qadir al-Jilany Hari Jum'at pagi tanggal 14 Dzul Qa'dah 545 H. di Madrasahnya.




Anda jangan ragu dengan rizki anda, sebab rizki yang mencarimu itu lebih penting daripada kamu mencarinya. Jika anda meraih rizki hari ini, tinggalkan berambisi untuk rizki besok pagi. Seperti ketika engkau melewati sore, anda juga tidak tahu apakah rizki itu akan datang atau tidak dengan kesibukanmu.


Kalau anda mengenal Allah, pasti anda lebih sibuk dengan Allah Azza wa-Jalla dibanding memburu rizki, sebab KharismaNya akan menghalangi perburuan anda. Karena orang yang mengenal Allah, lisannya akan terbungkam. Orang 'arif akan terus membisu di hadapan Allah, sampai datang perintah Ilahi untuk terjun ke wilayah mashlahat publik. Jika Allah memerintahkan si arif ke publik, akan hilang kebisuan lisannya, dan hilang pula keterasingannya dengan ragam masyarakat.


Nabiyullah Musa AS, ketika menggembala kambing, lisannya terasa cadel, dan asing dengan massa. Namun ketika Allah memerintahkannya, maka Nabi Musa AS, berdoa, "Dan lepaskanlah kecadelan di lisanku hingga mereka faham ucapanku…" Seakan-akan Nabi Musa as, berkata, "Ketika aku terjun di padang untuk menggembala domba, aku tidak
membutuhkan pada kekeluan lisanku, sekarang aku berada di tengah khalayak dan harus memberikan pengetahuan kepada mereka." Maka dengan hilangnya kecadelan atau kekeluan di lisannya, dia bicara sembilan puluh kalimat yang sangat fasih dan sangat mudah difahami. Kecadelan Musa as, gara-gara ia menelan bara api di hadapan Firaun dan Asiah di saat masih balita dulu.


Anak-anak sekalian, aku melihatmu, sangat sedikit pengetahuanmu kepada Allah Azza wa-Jalla, dan pada RasulNya serta Auliya'Nya, para pengganti Nabi, dan KhalifahNya. Kalian sunyi dari hakikat makna. Anda adalah burung dalam sangkar. Rumah yang kosong dan
telah roboh. Pohon yang kering dan telah gugur daun-daunnya. Kibaran bendera hati seorang hamba, pertama-tama dengan Islam, kemudian meneguhkan ke-Islam dengan
Istislam (pasrah total pada Allah), pasrahkanlah dirimu pada Allah Azza wa-Jalla, maka selamat pula jiwamu dan yang lainnya.


Anda harus keluar dari dirimu dengan hatimu, keluarkan hatimu dari makhluk, dan hadir ke hadapanNya telanjang dari dirimu dan dari mereka. Bila Allah menghendaki, Dia akan memberikan pakaian dan menghias pakaianmu lalu mengembalikan dirimu pada khalayak, kemudian dirimu melaksanakan tugas perintahNya, dengan RidloNya dan Ridlo RasulNya SAW, sembari kamu menunggu perintah berikutnya, dirimu tetap simpuh di hadapanNya. Jika bisa menepiskan segala hal selain Allah Azza wa-Jalla, si hamba ini teguh di hadapanNya di atas telapak jiwanya dan rahasia jiwanya. Musa as, berkata dengan
ucapan kondisi ruhaninya: "Aku bergegas kepadaMu, oh Tuhanku, semoga Engkau
meridhoi…"


Seakan beliau bermunajat, "aku menyingkirkan duniaku dan akhiratku serta seluruh makhluk. Aku telah putus dari sebab akibat dunia, dan aku melepaskan apa yang kumiliki. Aku datang kepadaMu dengan bergegas, agar Engkau ridho kepadaKu dan mengampuni dosaku, ketika sebelumnya aku bergabung dengan mereka." Jika dibandingkan dengan munajat itu, wahai orang bodoh, dimana dan apa yang ada padamu?


Kalian ini ternyata hamba nafsumu, duniamu dan hawamu. Kalian hamba khalayak, dan bermusyrik dengan mereka, karena kalian mengandalkan pandangan mereka dalam soal
manfaat dan bahaya, sementara kalian mengharapkan syurga, kalian merasa takut masuk neraka. Dimana posisi kalian di hadapan Allah yang membolak-balik hatimu yang berfirman, "Jadilah, maka terjadilah…"


Anak-anak sekalian, janganlah anda ini diperdaya oleh taatmu yang membuatmu kagum pada prestasi ibadahmu. Mohonlah kepada Allah Azza wa-Jalla, agar taatmu diterima, jangan sampai amalmu itu tertolak. Jangan sampai anda disebut: "Jadilah taatmu sebagai maksiat dan kejernihanmu jadi kotoran." Siapa pun yang mengenal Allah Azza wa-Jalla, tidak pernah mengandalkan sesuatu dan tidak pula diperdaya oleh sesuatu. Dia tidak merasa aman sampai ia keluar dari dunia dengan keselamatan agamanya, dan menjaga antara dirinya dan Allah Azza wa-Jalla.


Anak-anak sekalian. Seharusnya anda melakukan amaliyah qalbu dan keikhlasannya. Ikhlas yang sempurna adalah bersih dari segala hal selain Allah, sedangkan keikhlasan itu didasari ma'rifatullah Azza wajalla.


Sementara aku tidak melihat anda sekalian kecuali anda ini adalah para pendusta, baik dalam wacana maupun tindakan, baik dalam sunyi atau ramai. Apa yang kalian jadikan pijakan, jika kalian berkata tanpa tindakan? Kalian bertindak tanpa keikhlasan dan tauhid? Bila kalian penuh kotoran di dirimu, dan berharap Allah meridhoimu, berharap penerimaan amalmu dan ridloNya, bagaimana mungkin? Padahal dalam sesaat anda telah menyalakan api neraka, sedangkan amalmu kelak di hari kiamat sudah dipilah, mana yang putih, mana yang hitam, mana yang kelabu.


Setiap amal yang tidak bertujuan demi Allah akan batil. Karena itu beramallah, cintailah, bersahabatlah dan carilah dari orang yang masuk dalam penghayatan: "Tiada yang menyamaiNya sesuatu pun, dan Dia Maha Mendengar lagi Melihat."


Bersihkanlah semua, lalu teguhkan dirimu. Bersihkan semua dari kotoran hal-hal yang tak layak dan teguhkan yang selaras denganNya. Yaitu hal-hal yang diridhoiNya dan diridhoi RasulNya SAW. Bila kalian berbuat demikian, sirnalah semua keraguan, kelabuan dan
kehampaan dari hatimu. Bersahabatlah dengan Allah, dengan Rasul-Nya dan dengan orang-orang yang saleh dengan penuh pengagungan, pemuliaan dan penghormatan.


Bila kalian ingin bahagia, jangan kalian hadir di hadapanku tanpa adab dan sopan santun. Jika masih tidak ada adab, kalian akan terus berlebih-lebihan, maka mulai saat ini tinggalkan segala yang berlebihan. Bisa secara diantara semua ini ada yang memiliki rasa hormat dan adab yang baik dari balik akal sehatnya.


Sang koki akan tahu bumbu masakannya. Tukang roti mengerti adonannya. Perancang tahu akan rancangannya. Orang yang mengajak tahu yang akan diajak. Duniamu sesungguhnya telah membutakan hatimu sampai kalian tak melihat apa pun. Hati-hatilah kalian dari peristiwa yang menimpamu itu, sedikit demi sedikit bisa menghancurkanmu hingga kalian jadi korbannya di akhirnya. Kalian mabuk terbius oleh minumannya, sampai terputus tangan dan kakimu, sedang matamu melihat. Dan ketika sadar, anda bakal tahu apa yang telah anda lakukan. Inilah dampak dari cinta dunia, sedang musuh ada di belakangnya, ambisi terus menumpuknya. Itulah yang terjadi, hati-hati….


Anak-anak sekalian, tak ada kebahagiaan bagimu sementara kamu mencintai dunia. Kalian merasa sebagai pengajak Jalan Ilahi, anda merasa mencintai akhirat atau sedangkan anda masih terus mencintai dunia. Orang arif pecinta tak akan pernah mencintai semua itu bahkan semua hal selain Allah Azza wa-Jalla. Bila cinta kepadaNya paripurna, maka bagian dunia terasa hina.


Begitu pula ketika sampai di akhirat, semua apa yang ditinggalkan di belakangnya, akan tampak ketika ada di depan Pintu Tuhannya. Semua ditinggalkan hanya demi meraih Wajah Ilahi. Allah memberikan semua bagian bagi para waliNya, sementara para wali itu merasa tidak memerlukan lagi dari bagian dunia itu. Sebab bagian jiwa adalah tersembunyi. Bagian nafsulah yang tampak kasat mata. Bagian hati tidak akan pernah tiba kecuali ketika bagian nafsu dibersihkan. Lalu terbukalah bagian konsumsi hati. Bila bagian hati telah terpuaskan di sisiNya, datanglah rahmat bagi nafsunya. Dikatakan pada hamba tersebut, "Jangan bunuh nafsumu…" Lalu saat itu ia meraih bagian nafsunya, dan itulah nafsunya yang muthmainnah. Karena itu tinggalkan majlis yang penuh dengan kecintaan dunia, dan datangilah majlis yang zuhud dari dunia.


Jenis tertentu akan bersenyawa dengan jenis yang sama, saling melingkari dan mengitari. Pecinta akan saling mencintai yang lain, saling menolong untuk dakwah menuju keimanan, tauhid, keikhlasan di dalam amal. Mereka meraih dengan kemampuannya di jalan Allah Azza wa-jalla. Siapa yang melayani akan dilayani, siapa yang berbuat baik akan diberi kebaikan. Siapa yang memberi akan diberi. Bila kalian berbuat untuk neraka, maka neraka esok bagimu.


Amalmu adalah apa yang engkau raih. Kalian beramal dengan amaliah ahli neraka tetapi kalian berharap syurga. Bagaimana berharap syurga sementara kalian bukan orang yang melakukan amaliah ahli syurga? Orang yang memiliki hati adalah orang yang tidak saja taat
secara fisik belaka, tetapi patuh jiwanya. Untuk apa beramal tanpa hati yang ikhlas?
Orang yang riya' hanya menampakkan visualnya, sedangkan orang ikhlas dengan hati dan lahiriyahnya.


Orang beriman itu hidup, sedang orang munafik itu mati. Orang beriman itu beramal untuk Allah, sedang orang munafik untuk dilihat sesama, dipuji dan mendapat balas budi. Tindakan orang beriman maujud dalam sunyi dan ramai, dan suka dan duka. Tindakan orang munafik hanya dalam tontonannya belaka. Ia berbuat baik ketika suka, tetapi ketika sedih ia menolak. Ia tidak bergabung dengan Allah Azza wa-Jalla, tak ada iman kepada Allah, kepada Rasul dan KitabNya. Tidak mengingat padang mahsyar maupun hisab. Islamnya hanya untuk cari perhatian dan selamat di dunia, bukan selamat di akhirat dari neraka dan siksanya. Dia sholat dan puasa untuk dilihat manusia, jika kembali sendiri, kembali pula pada kesibukan
nafsunya dan kekufurannya.


Ya Allah, kami berlindung kepadaMu dari kondisi seperti ini. Kami mohon keikhlasan di dunia dan keikhlasan hari esok. Amin. Anak-anak sekalian, sudah seharusnya kalian ikhlas ketika berbuat baik. Buanglah matamu untuk melihat amalmu dan ganti rugi, baik dari makhluk maupun Khaliq.


Berbuatlah hanya untuk Wajah Allah, bukan dalam rangka meraih nikmatNya. Jadilah kalian termasuk yang berkehendak hanya menuju WajahNya. Carilah WajahNya, hingga Dia memberikan kepadamu. Bila Dia memberikan anugerah, pasti kalian dapatkan syurga di dunia dan di akhirat. Syurga dunia berupa taqarrub kepadaNya, dan syurga akhirat adalah memandangNya, serta segala janji dan jaminan yang diberikan kepadamu. Selamatkan dirimu dan hartamu, pada Tangan Kekuasaan, Aturan dan RencanaNya. Engkau telah dibeli olehNya, dan kelak harganya akan diberikan kepadamu.


Wahai hamba-hamba Allah. Selamatkan dirimu kepadaNya. Katakan, "Jiwa, harta dan syurga hanya bagiMu, dan selainMu hanya untukMu. Kami tidak berhasrat sedikitpun selain DiriMu." Dahulukan Allah sebelum syurga. Allah Yang Maha Asih sebelum jalan menuju kepadaNya. Wahai orang yang berhasrat syurga, engkau membelinya dan meramaikannya
hari ini. Bukan besok. Alirkan sungaimu, airmu hari ini, bukan besok di akhirat.


Wahai kaumku. Hari kiamat hati dan mata bergolak, dimana hari itu pijakan-pijakan bisa terpeleset. Padahal setiap orang beriman berpijak dengan kakinya iman dan ketakwaannya sendiri-sendiri. Kokohnya pijakan tergantung kokohnya iman di hari itu. Orang zalim akan menerima kebusukan di tangannya. Orang yang suka merusak akan mendapatkan kehancurannya. Bagaimana ia bisa zalim dan bagaimana ia menjadi perusak, bagaimana ia pergi dari Tuhannya.


Anak-anakku. Kalian jangan terpedaya oleh amal, sebab nilai amal itu ternilai di akhirnya. Semestinya kalian terus memohon kepada Allah azza wa-Jalla atas akhir hayat anda, dan diberikan rasa cinta untuk berbakti kepadaNya. Hati-hatilah kalian semua, ketika anda
taubat, lalu kembali maksiat. Maksiat kepada Tuhanmu hari ini atau esok, akan membuat dirimu terhinakan dan terlempar dari pertolongan.


Ya Allah tolonglah kami untuk taat kepadaMu dan janganlah kami Engkau hina dengan maksiat kepadaMu. Tuhan, berikanlah kami kebajikan di dunia dan kebajikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab neraka.
sumber: http://sigitwahyu.net/tasawuf/keluarkan-dirimu-dari-hatimu.html

Rabu, 26 Januari 2011

Jangan Lari dari Ujian Hidup


إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلَاءِ وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلَاهُمْ فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ

dakwatuna.com – “Sesungguhnya besarnya balasan tergantung dari besarnya ujian, dan apabila Allah cinta kepada suatu kaum Dia akan menguji mereka, barangsiapa yang ridha, maka baginya keridhaan Allah; namun barangsiapa yang murka, maka baginya kemurkaan Allah.”

Sabda Rasulullah saw. ini ada dalam Kitab Sunan Tirmidzi. Hadits 2320 ini dimasukkan oleh Imam Tirmidzi ke dalam Kitab “Zuhud”, Bab “Sabar Terhadap Bencana”.

Hadits Hasan Gharib ini sampai ke Imam Tirmidzi melalui jalur Anas bin Malik. Dari Anas ke Sa’id bin Sinan. Dari Sa’id bin Sinan ke Yazid bin Abu Habib. Dari Yazid ke Al-Laits. Dari Al-Laits ke Qutaibah.

Perlu Kacamata Positif

Hidup tidak selamanya mudah. Tidak sedikit kita saksikan orang menghadapi kenyataan hidup penuh dengan kesulitan. Kepedihan. Dan, memang begitulah hidup anak manusia. Dalam posisi apa pun, di tempat mana pun, dan dalam waktu kapan pun tidak bisa mengelak dari kenyataan hidup yang pahit. Pahit karena himpitan ekonomi. Pahit karena suami/istri selingkuh. Pahit karena anak tidak saleh. Pahit karena sakit yang menahun. Pahit karena belum mendapat jodoh di usia yang sudah tidak muda lagi.

Sayang, tidak banyak orang memahami kegetiran itu dengan kacamata positif. Kegetiran selalu dipahami sebagai siksaan. Ketidaknyamanan hidup dimaknai sebagai buah dari kelemahan diri. Tak heran jika satu per satu jatuh pada keputusasaan. Dan ketika semangat hidup meredup, banyak yang memilih lari dari kenyataan yang ada. Atau, bahkan mengacungkan telunjuk ke langit sembari berkata, “Allah tidak adil!”

Begitulah kondisi jiwa manusia yang tengah gelisah dalam musibah. Panik. Merasa sakit dan pahit. Tentu seorang yang memiliki keimanan di dalam hatinya tidak akan berbuat seperti itu. Sebab, ia paham betul bahwa itulah konsekuensi hidup. Semua kegetiran yang terasa ya harus dihadapi dengan kesabaran. Bukan lari dari kenyataan. Sebab, ia tahu betul bahwa kegetiran hidup itu adalah cobaan dari Allah swt. “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (Al-Baqarah: 155)

Hadits di atas mengabarkan bahwa begitulah cara Allah mencintai kita. Ia akan menguji kita. Ketika kita ridha dengan semua kehendak Allah yang menimpa diri kita, Allah pun ridha kepada kita. Bukankah itu obsesi tertinggi seorang muslim? Mardhotillah. Keridhaan Allah swt. sebagaimana yang telah didapat oleh para sahabat Rasulullah saw. Mereka ridho kepada Allah dan Allah pun ridho kepada mereka.

Yang Manis Terasa Lebih Manis

Kepahitan hidup yang dicobakan kepada kita sebenarnya hanya tiga bentuk, yaitu ketakutan, kelaparan, dan kekurangan harta. Orang yang memandang kepahitan hidup dengan kacamata positif, tentu akan mengambil banyak pelajaran. Cobaan yang dialaminya akan membuat otaknya berkerja lebih keras lagi dan usahanya menjadi makin gigih. Orang bilang, jika kepepet, kita biasanya lebih kreatif, lebih cerdas, lebih gigih, dan mampu melakukan sesuatu lebih dari biasanya.

Kehilangan, kegagalan, ketidakberdayaan memang pahit. Menyakitkan. Tidak menyenangkan. Tapi, justru saat tahu bahwa kehilangan itu tidak enak, kegagalan itu pahit, dan ketidakberdayaan itu tidak menyenangkan, kita akan merasakan bahwa kesuksesan yang bisa diraih begitu manis. Cita-cita yang tercapai manisnya begitu manis. Yang manis terasa lebih manis. Saat itulah kita akan menjadi orang yang pandai bersyukur. Sebab, sekecil apa pun nikmat yang ada terkecap begitu manis.

Itulah salah satu rahasia dipergilirkannya roda kehidupan bagi diri kita. Sudah menjadi ketentuan Allah ada warna-warni kehidupan. Adakalanya seorang menatap hidup dengan senyum tapi di saat yang lain ia harus menangis.

“Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itu pun (pada perang Badar) mendapat luka serupa. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) dan supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim.” (Ali ‘Imran: 140)

Begitulah kita diajarkan oleh Allah swt. untuk memahami semua rasa. Kita tidak akan mengenal arti bahagia kalau tidak pernah menderita. Kita tidak akan pernah tahu sesuatu itu manis karena tidak pernah merasakan pahit.

Ketika punya pengalaman merasakan manis-getirnya kehidupan, perasaan kita akan halus. Sensitif. Kita akan punya empati yang tinggi terhadap orang-orang yang tengah dipergilirkan dalam situasi yang tidak enak. Ada keinginan untuk menolong. Itulah rasa cinta kepada sesama. Selain itu, kita juga akan bisa berpartisipasi secara wajar saat bertemu dengan orang yang tengah bergembira menikmati manisnya madu kehidupan.

Bersama Kesukaran Selalu Ada Kemudahan

Hadits di atas juga berbicara tentang orang-orang yang salah dalam menyikapi Kesulitan hidup yang membelenggunya. Tidak dikit orang yang menutup nalar sehatnya. Setiap kegetiran yang mendera seolah irisan pisau yang memotong syaraf berpikirnya. Kenestapaan hidup dianggap sebagai stempel hidupnya yang tidak mungkin terhapuskan lagi. Anggapan inilah yang membuat siapa pun dia, tidak ingin berubah buat selama-lamanya.

Parahnya, perasaan tidak berdaya sangat menganggu stabilitas hati. Hati yang dalam kondisi jatuh di titik nadir, akan berdampat pada voltase getaran iman. Biasanya perasaan tidak berdaya membutuhkan pelampiasan. Bentuk bisa kemarahan dan berburuk sangka. Di hadits yang diriwayatkan Imam Tirmidzi di atas, bukan hal yang mustahil seseorang akan berburuk sangka terhadap cobaan yang diberikan Allah swt. dan marah kepada Allah swt. “Allah tidak adil!” begitu gugatnya. Na’udzubillah! Orang yang seperti ini, ia bukan hanya tidak akan pernah beranjak dari kesulitan hidup, ia justru tengah membuka pintu kekafiran bagi dirinya dan kemurkaan Allah swt.

Karena itu, kita harus sensitif dengan orang-orang yang tengah mendapat cobaan. Harus ada jaring pengaman yang kita tebar agar keterpurukan mereka tidak sampai membuat mereka kafir. Mungkin seperti itu kita bisa memaknai hadits singkat Rasulullah saw. ini, “Hampir saja kemiskinan berubah menjadi kekufuran.” (HR. Athabrani)

Tentu seorang mukmin sejati tidak akan tergoyahkan imannya meski cobaan datang bagai hujan badai yang menerpa batu karang. Sebab, seorang mukmin sejati berkeyakinan bahwa sesudah kesulitan ada kemudahan. Setelah hujan akan muncul pelangi. Itu janji Allah swt. yang diulang-ulang di dalam surat Alam Nasyrah ayat 5 dan 6, “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”

Jadi, jangan lari dari ujian hidup!

sumber http://www.dakwatuna.com/2010/jangan-lari-dari-ujian-hidup/

Senin, 17 Januari 2011

Hal - Hal Utama Dalam Menjalin Cinta

Semua orang mendambakan cinta yang terjalin akan indah berseri sepanjang masa. Namun kehangatan api cinta bisa padam, keindahan pesona cinta bisa memudar dan hilang. Oleh karena itu diperlukan pemahaman dan usaha untuk menyalakan api cinta dan mempertahankan keindahan cinta.

KASIH SAYANG 
adalah esensi dari cinta yang murni. Idealnya adalah keseimbangan dalam memberi dan menerima kasih sayang. Belajarlah untuk menyayangi kekasihmu seperti kamu menyayangi dirimu sendiri. Nyatakanlah kasih sayangmu padanya dengan perhatian, bersikap pengertian, bicara dengan kata-kata yang manis, menghidangkan makanan atau minuman kesukaannya, dsb. Jangan sedih dan kecewa kalo' kekasihmu tampak belum sungguh-sungguh menyayangimu. Jangan berhenti menyayanginya, karena cepat atau lambat dia akan merespon kasih sayangmu dengan kasih sayangnya yang murni.


KEPERCAYAAN
adalah ungkapan cinta yang mendalam. Rasa saling percaya adalah iklim yang ideal bagi tumbuhnya benih-benih cinta. Sebaliknya, kurangnya rasa percaya merupakan hama yang bisa merusak bunga-bunga cinta dengan kesalahpahaman, kecemburuan dan kekhawatiran. Tambahkanlah terus kepercayaanmu padanya, dan berusahalah agar kepercayaannya padamu juga semakin bulat.

KETULUSAN 
cinta keluar dari hati nurani yang bersih. Hubungan cinta yang tulus akan ditandai dengan keterus-terangan, keterbukaan dan kejujuran. Tidak ada yang ditutup-tutupi, tidak ada kepura-puraan, tidak ada rekayasa dan tidak ada maksud-maksud terselubung. Betapa rapuhnya cinta yang terjalin tanpa ketulusan.

PERSAHABATAN 
adalah kebutuhan mutlak dalam suatu jalinan cinta. Cinta bukanlah cinta bila tanpa persahabatan. Sebagai sahabat yang baik, kamu akan menjadi teman bicara, teman bercanda, teman bermain, teman diskusi, teman dikala suka dan duka. Sebagai sahabat, kamu tidak akan menggurui, mengatur, mengekang dan membuatnya takut. Berusahalah untuk menjadi sahabat yang baik dan menyenangkan agar dia merasa lebih nyaman dan bahagia.

KOMUNIKASI 
adalah jembatan yang bisa menyatukan dua hati dan dua pikiran. Komunikasi yang baik harus bersifat dua arah, tidak ada yang terlalu banyak bicara dan tidak ada yang terlalu banyak diam. Komunikasi yang baik tidak hanya sekedar bicara, tapi juga mendengar dengan telinga dan hati. Komunikasi yang terbuka akan membuat hubungan lebih akrab, dapat mencegah kesalahpahaman dan memudahkan penyelesaian konflik Tanpa komunikasi yang baik, sulit untuk mempertahankan keindahan suatu jalinan cinta. Jadi, peliharalah jalur komunikasi yang lancar dan jangan biarkan tersumbat.

KESETIAAN 
mencerminkan kekuatan karakter. Mudah sekali mengucapkan janji setia, namun terkadang sulit untuk menjalaninya karena banyak sekali godaan yang bisa menggoyahkan kesetiaan. Tapi dalam keadaan apapun kesetiaan harus dijaga, sebab tidak mungkin mempertahankan keindahan cinta tanpa kesetiaan. Manusiawi sekali waktu kamu mengagumi dan menyukai orang lain yang sangat menarik, namun kesetiaan akan mencegah kamu mengkhianati kekasihmu dengan cara apapun. Kesetiaan juga akan diuji oleh situasi dan kondisi yang buruk. Kesetiaan akan memilih untuk tetap mencintainya ketika dia sakit, ketika dia tidak berdaya, atau ketika dia tidak menarik lagi secara fisik.

RASA HORMAT 
adalah bagian yang tak terpisahkan dari kasih sayang. Kalo' kamu saling menyayangi, maka kamu akan saling menghormati. Rasa hormat akan memagari keakraban dan keintimanmu agar tidak melanggar hak pribadi yang masih dimiliki oleh sepasang kekasih. Rasa hormat akan membuat kamu menghargai privasinya, menghargai pendapatnya, menghargai keyakinannya dan manghargai dirinya sebagai seorang pribadi yang penting. Kalo' kamu menghormati kekasihmu, kamu akan menjaga kehormatan dan harga dirinya

Sumber: http://nietnote23.tripod.com/trik.htm 

Cinta Awet Seperti Permen Karet

Ingin cintamu Awet, seperti permen karet ? waktu pdkt, terasa manis dan butuh perjuangan, buat memperoleh cintanya. Namun kok, makin deket, mulai terasa basi ya ? Wah ... bahaya ! lebih baik, kamu perhatiin lagi resep jitu, agar cinta doimu tetap menderu dan sekaligus menjaga agar doi kamu ngga' mendua :


1. Jujur
Bila ada yang tidak kita sukai dari doi, lebih baik jujur. Kalo' perlu, obrolin saat kita dan dia sedang berduaan saja. Ngga' apa-apa kok, agak sakit sedikit, tapi enak belakangan hari. Seperti, kita ngga' suka melihat kalo' doi terlalu baik, mau mengantarkan semua teman cewe'nya. Ya boleh deh, kita terus terang aja, daripada saling sindir atau berantem.


2. Be Yourself


Jadi diri sendiri, paling baik. ngga' perlu mengubah diri kita menjadi orang lain. Misalnya, kita biasa mengenakan baju casual, jangan lantas berubah pake tank top, rok mini, hanya karena doi.


3. Tulus


Bila kamu mencintai dia, ya tulus aja. Jangan berharap dia akan membalas dengan jumlah sama. Bila sudah menolong dia, misalnya, jangan diungkit-ungkit atau jadi perhitungan


4. Terbuka


Ngga' perlu bohong, soal teman-teman kamu. Terbuka aja, selama ini kita deket dengan siapa dan biasa menghabiskan waktu dimana. Selain doi jadi ngga was-was, kamu juga enak, ngga' perlu sembunyi-sembunyi.


5. Kata "Maaf"


Maaf memang ada batasnya. Namun, ngga' ada salahnya juga kamu selalu siapkan kata maaf. Namanya juga manusia. Pasti ada salah dan ngga' sempurna. Kita sendiri kan ngga' perfect.


6. Kejutan


Jangan segan kita memberi kejutan buat sidia. Misalnya, kita buatkan makanan kesukaannya atau bawakan sekotak coklat. Mmmmm ... doi pasti tambah care sama kamu.


7. Care


Perhatian ! Pasti.Nngga' perlu mengorbankan rupiah, tapi perhatian sekecil apapun berguna banget. Misalnya, doi sakit. Cek deh, sudah makan apa belum. Atau tengok sebentar saja, bagaimana dengan pelajaran dia yang tertinggal.


8. Dekat Keluarga


Awas ! Pacaran dengan doi, berarti kita juga wajib dekat dengan keluarganya. Minimal, kamu kenal dengan mereka. Sehingga, jika ada apa-apa, komunikasinya mudah. Kamu pun bisa mendapat dukungan dari mereka lho.


9. Ngga' Posesif


Memang sih, ngga' enak kalo' ngeliat doi kita akrab dengan banyak orang. Tapi ngga' perlu posesif, kamu selalu memantau dia ada dimana, bersama siapa, dan lagi ngapain. Wah, lama-lama bete juga lho, diawasi seperti pesakitan !
Add caption


10. Hargai Privacy


Meskipun kita dan doi terbuka, ngga' semua hal bisa dibicarakan berdua. Hargai juga privacy dia. Apa yang perlu kita ketahui dan apa yang sebaiknya jangan kita campuri.

http://nietnote23.tripod.com/trik.htm

Rabu, 12 Januari 2011

JANGAN KOTORI SURYALAYA

Ustadz Kholil Sa'id

Kunci untuk mendapatkan kemuliaan dari Allah Swt. adalah taqwa. Taqwa yaitu menjalankan perintah Allah yang wajib dan yang sunat serta menjauhi larangan Allah berupa dosa besar dan dosa kecil. Tanyakan kepada diri sendiri, apakah kita sudah termasuk orang bertaqwa? Ciri-ciri orang yang bertaqwa adalah :

1. Tawadhu; Rendah hati, memiliki sopan santun, seperti dalam Tanbih disebutkan terhadap yang lebih tinggi dari kita baik lahir maupun bathin, terhadap sesama, terhadap orang yang keadaannya lebih rendah dari kita dan memiliki sikap terhadap fakir miskin. Tawadhu terdiri dari dua. Yaitu tawadhu terhadap Allah seperti ketika akan melaksanakan shalat, gunakanlah pakaian yang sesuai. Dan tawadhu terhadap manusia, karena surga itu banyak dihuni oleh manusia yang bertaqwa dan yang berakhlak mulia.

2. Qona'ah; Merasa cukup dengan pemberian Allah. Sebaliknya dari qona'ah adalah serakah. Orang yang serakah tidak peduli dengan halal haram asal kehidupannya penuh dengan materi meskipun harus mengorbankan harga diri sehingga hilang rasa kemanusiaannya.

3. Wara'; Memiliki sikap hati-hati dalam niat atau tekad, sikap dan ucapan serta perbuatan. Jika tidak bersikap demikian banyak hal yang timbul seperti pertikaian meskipun dengan sesama muslim. Terutama dalam perbuatan, harus sangat berhati-hati. Karena jika perbuatan buruk kita yang melanggar peraturan agama dan negara kemudian ditiru oleh banyak orang maka dosa bagi kita akan berlipat, menjadi dosa muta-akhir, na'udzu billahi min dzaalik. Contohnya dalam berpakaian. Untuk wanita, pakaian yang digunakan harus bisa menutupi aurat. Jangan sampai datang ke Suryalaya memakai pakaian yang bisa menimbulkan nafsu birahi kaum laki-laki. Karena Patapan Suryalaya adalah tempat waliyullah jangan melakukan hal-hal yang tidak baik karena maksud tujuan kita datang ke Suryalaya adalah bersama Abah supaya bisa sampai kepada Allah melalui karomahnya, barokahnya serta wasilahnya sehingga kita bisa selamat di dunia dan di akhirat.

Selain itu, sebagai Ikhwan Tarekat Qodiriyah Naqsyabandiyah harus bisa menjaga diri jangan sampai mendapatkan penilaian buruk dari orang lain. Seperti shalat harus dilaksanakan dengan tu'maninah. Kalau tidak demikian, maka orang lain akan menilai buruk terhadap kita. Kita bertasawuf, sedang melaksanakan tarekat tapi syari'atnya tidak dihiraukan. Jadilah Ikhwan yang dapat dijadikan contoh suri tauladan oleh yang lain baik secara lahiriah maupun batiniah. Dengan penuh keyakinan dan rasa cinta kepada Pangersa Abah, mari kita amalkan tarekat qodiriyah Naqsyabandiyah sehingga kita menjadi orang yang selamat di dunia, bahagia di akhirat, cageur bageur. Amin ya robbal 'alamiin.

Sumber http:/www.suryalaya.org/khidmat_manakib/ 

KERUGIAN ORANG YANG LUPA KEPADA ALLAH

Wahai saudaraku, jauhilah maksiat, sebab terkadang ia menjadi penyebab tertutupnya rezeki bagimu. Jangan engkau melalaikan dzikir dan ketaatan, sebab adakalanya ia menjadi penyebab padamnya mata hati dan keterputusan dari Allah. Allah berfirman : "Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri, rasa takut dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai" (QS. al-A'raf : 205). Ketahuilah, orang yang menggunakan kesehatan dan msa mudanya untuk bermaksiat kepada Allah, maka perumpamannya adalah seperti diwarisi ayahnya uang yang banyak, lalu ia belikan ular, kalajengking, serta berbagai binatang berbisa lainnya, lalu meletakkan semuanya di kamar tidur, makan yang satu mematuknya, yang lain menyengatnya, dan ada juga yang menggigitnya. Bukankah mereka membunuhnya?


Maka, perumpamaanmu adalah tak ubahnya seperti burung-burung pemangsa daging yang terbang berkeliling di atas bangkai-bangkai berserakan. Mereka mencarinya, dan begitu menemukannya mereka pun langsung turun dan menggayangnya dengan badannya yang besar dan sayapnya yang kuat, tinggi terbangnya dan tajam matanya. Tapi karena sasarannya berada di tempat sangat rendah, maka seringkali ia harus merosot turun ke bawah sehingga jatuh ke dalam kotoran-kotoran. Wahai saudaraku, jadilah engkau seperti lebah, kecil tubuhnya, pendek sayapnya, jarang terbangnya, tetapi semangatnya besar, jiwanya tinggi dan tidak hinggap kecuali pada bunga-bunga, hanya mengisap sari bunga nan wangi, mengeluarkan madu nan lezat dan hanya berbuat kebajikan. Jiwa-jiwa itu agung, maka untuk memenuhi kehendaknya tubuh-tubuh pun merasa senang.


Wahai saudaraku, lama sekali engkau berliku-liku di negeri ujian, diuji dengan musibah, didera dengan cambuk, agar engkau sadar dari kelupaanmu, bangun dari tidurmu, kembali kepada Tuhanmu, dan bebas dari dosamu. Tetapi, ujian itu tak akan berguna bagimu sedikitpun. Karena memang ujian itu sebenarnya bukan untuk orang yang sudah lupa (sepertimu), yang sedikitpun tak bisa menerima nasihat. Karena seorang wanita yang tak waraspun menyembelih anaknya di kamar sambil makan-makan dan tertawa, tidak menyadari apa yang sedang terjadi, tidak peduli dengan apa yang menimpanya.


Begitu juga engkau, engkau telah ditimpa berbagai musibah, seperti terlewatkannya bangun malam, tidak merasakan nikmatnya dzikir, hilang lezatnya bacaan al-Qur'an, meremehkan pemenuhan kewajiban, bebal dan tidak sedih, tidak menyesal, tetapi engkau malah banyak makan, tertawa, dan bersenang-senang. Semua itu terjadi karena kelalaian telah memadamkan hatimu, mematikan cahaya hatimu yang paling padam, merampas manisnya iman dari jiwamu, sehingga engkau tak lagi bisa membedakan antara yang berbahaya dan bermanfaat.


Orang hidup pasti terperanjat ketika ditusuk jarum ataupun duri, sementara mayat tidak merasakan apa-apa meski disayat-sayat pedang atau gergaji. Maka, jika engkau tidak bersedih atas terlewatkannya dzikir dan ketaatan, tidak bersedih setelah maksiat, maka engkau adalah orang mati hati, tak bernurani, tidak dapat membedakan antara kebaikan dan kejahatan, antara kebahagian dan kesedihan, tidak mengenal mana yang bermanfaat dan yang membahayakan.


Karena itu wahai saudaraku, tangisilah dirimu, berupayalah untuk membangunkan dan menghidupkan hatimu, mendekatkan dirimu dengan guru (musryid), duduklah di majelis dzikir, ilmu dan hikmah. Sebab di situ ada wangi dari tiupan surga, engkau akan menemukannya setelah bubar dari mejelis, dalam jalan hidupmu, di kampus, di toko, di rumah, atau sambil bersua bersama keluarga. Janganlah engkau lewatkan majelis-majelis dzikir, ilmu dan hikmah. Janganlah engkau katakan tidak ada gunanya hadir di majelis kebaikan dan ketaatan, karena aku telah terjerumus ke dalam dosa-dosa, dan aku tak kuasa meninggalkannya.


Karena perkataan seperti itu adalah dari bisikan syetan yang terkutuk, yang rasukannya ke dalam jiwa dimaksudkan agar seorang mukmin terhalang dari kebaikan. Tetapi yang berburupun tetaplah wajib memanah. Jika engkau mendapatkan buruannya hari ini, maka hari esokpun masih ada, dan jangan engkau putus asa dari rahmat Allah. Allah berfirman : Katakanlah :" wahai hamba-hambaku yang melapaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang" (QS. al-Zumar : 53)...

Sumber  http://www.suryalaya.org/khidmat_manakib/

Senin, 10 Januari 2011

Jangan Minum Es Saat Makan Kepiting

Walaupun dalam keadaan sehat, Anda perlu mengontrol makanan yang dikonsumsi. Ada beberapa jenis makanan yang tak boleh dimakan sekaligus.
Selain disarankan untuk tidak mengkonsumsinya terlalu banyak, Anda juga harus memperhatikan bahwa ada makanan atau minuman yang pantang dikonsumsi bareng kepiting.
Bagi Anda yang menggemarinya, sajian menu kepiting di akhir minggu tentu sangat menggoda. Namun jangan lupa untuk memperhatikan batas-batasnya. Selain disarankan untuk tidak mengkonsumsinya terlalu banyak, Anda juga harus memperhatikan bahwa ada makanan atau minuman yang pantang dikonsumsi bareng kepiting.

Buah kesemek dan pir tak boleh ada dalam menu Anda bersamaan dengan kepiting. Kesemek mengandung asam tanat yang akan membuat protein dari kepiting menggumpal di dalam perut Anda. Dan ini akan membuat Anda merasa mual hingga muntah. Sedangkan buah pir akan melukai limpa lambung, karena sifatnya yang dingin. Kepiting dan pir memiliki sifat sama, bisa membuat lambung Anda pedih.

  Makanan lain yang pantang dimakan dengan kepiting adalah daging kambing. Sifatnya yang panas juga tak cocok berdampingan dengan daging kepiting yang dingin, dan akan membuat perut terasa begah.

Jangan pula minum teh kala menikmati kepiting, sebab akan melumerkan getah lambung. Padahal getah lambung sangat penting bagi penyerapan fungsi pencernaan dan membunuh bakteri merugikan dalam lambung. Dan jika itu terjadi, maka Anda akan mengalami persoalan pencernaan.

Lalu bagaimana dengan es? Hmm...sebaiknya Anda hindari juga. Sebab sama seperti buah pir yang sifatnya dingin, air es juga demikian. Bila disantap bersamaan, maka pemilik perut sensitif akan merasa nyeri akibat luka lambung. Dan ini akan berakibat pada gangguan pencernaan selanjutnya.

Jumat, 07 Januari 2011

Jangan sedih karena sedikit amal

ادْافتح لك وجهة من التعرف فلاتبال معهاان قل عملك. فانه مافتحهالك الاوهويريدان يتعرف اليك.
 الم تعلم ان التعرف هو مورده عليك والاعمال انت مهديهااليه. واين ما تهديه اليه مما هومورده عليك

APABILA الله TELAH MEMBUKAKAN KEPADAMU JALAN MA’RIFAH MAKA JANGANLAH ENGKAU PEDULIKAN MESKIPUN AMALMU TERASA MASIH SEDIKIT KARENA SESUNGGUHNYA TIDAKLAH الله MEMBUKAKAN JALAN MA’RIFAH KEPADAMU MELAINKAN DIA PULALAH YANG MENGHENDAKI ENGKAU UNTUK MENGENALNYA. TIDAKKAH ENGKAU KETAHUI SESUNGGUHNYA PENGENALANMU TERHADAP-NYA ITULAH YANG الله KEHENDAKI. ADAPUN AMAL IBADAH ADALAH APA YANG ENGKAU PERSEMBAHKAN UNTUK-NYA. DAN TIADALAH BANDINGAN ANTARA APA YANG ENGKAU PERSEMBAHKAN UNTUK-NYA DENGAN APA YANG الله BERIKAN KEPADAMU.


Bagi seorang salik tidak boleh tidak, di dalam perjalanannya mendekat / taqarub ke hadirat Ilahi haruslah melakukan serangkaian amal ibadah yang banyak agar dapat memutuskan ikatan dengan jeratan hawa nafsu sehingga dapat sampai / wushul ke hadirat Ilahi. Apabila ibadah dilakukan dengan keras dan pada waktu yang lama terkadang timbul rasa malas dan jenuh untuk melakukan berbagai ibadah dan wirid yang telah disusun untuk diamalkannya. Maka dengan kondisi yang seperti ini dapat menyebabkan perasaan sedih dan susah yang bersangatan. Dan terkadang pula terlintas dalam dirinya untuk meninggalkan amalan tersebut secara keseluruhan akan tetapi terkadang dalam kondisi seperti ini malah dia berhasil mendapatkan beberapa macam ma’rifah dari الله Ta’ala. Oleh karena itu syaikh Ibnu Atha’iLlah memberikan petunjuk, bahwa apabila telah dibukakan berbagai macam ma’rifah bagi seseorang (seperti dibukakan baginya jalan dzauq sehingga الله Ta’ala terasa selalu hadir bersamanya atau dibukakan hatinya sehingga ia bisa melihat hakikat dirinya atau ia merasa bahwa sesungguhnya tidak ada yang melakukan segala perbuatan kecuali الله dengan berhasil baginya tajallyul af’al yaitu terlihat baginya bahwa segala perbuatan atau yang mewujudkan semua kejadian adalah الله). oleh karena itu sedikitnya amal tersebut janganlah sampai merisaukan hati, karena tujuan amal ibadah apapun adalah untuk dapat dekat qurb dengan الله. dan terbukanya hal yang tersebut di atas merupakan petunjuk adanya kedekatan dengan HadratiLlah. Maka jadilah ia termasuk seorang yang ahli mencintai الله. dan terkadang sedikitnya amal dikarenakan sakit dapat menyebabkan hati menjadi gelisah. Akan tetapi apabila terbuka baginya beberapa ma’rifah maka akan tahulah ia bahwa yang menurunkan penyakit kepadanya adalah الله, dan terkadang terbuka hatinya dalam memahami bahwa keadaan sakit yang ia alami tersebut lebih baik baginya daripada keadaan ketika sehat. Dan sesungguhnya الله berbuat sesuai kehendak-Nya, maka tiadalah dipedulikan sedikit amal pada keadaan yang demikian.
Ma’rifatuLlah Ta’ala adalah puncak pencarian para árifiin, dan akhir segala cita-cita. Apabila الله menunjukkan jalan kepada seorang hamba tentang sebab-sebabnya dan membukakan baginya pintu ma’rifah sehingga hamba tersebut mendapatkan ketenangan dan ketentraman di dalamnya, maka yang demikian ini adalah sebagian dari ni’mat yang sangat besar baginya. Oleh karena itu hendaklah jangan terlalu larut dalam kesedihan yang disebabkan tertinggalnya beberapa amal kebajikan (bukan berarti meninggalkan amal itu lebih baik dari pada mengerjakannya) dan hendaknya ia mengerti bahwa ia sesungguhnya telah mulai berjalan pada jalan orang-orang khawas, jalan orang yang dekat dengan الله yang diseru oleh الله pada hakikat tauhid dan yaqin tanpa campur tangan upaya dari hamba الله.
Adapun amal seorang hamba dimana memang seharusnya dilakukan, maka sesungguhnya amal itu sendiri tidak dapat lepas dari beberapa bahaya dengan adanya tuntutan ikhlash di dalamnya. Dan terkadang tidak dapat menghasilkan pahala-apapun di hadapan Dzat Yang Maha Menghitung.
Demikian pula perumpamaan keadaan ini adalah sebagaimana orang tertimpa bala dan ujian yang berat dari الله sehingga menghilangkan rasa kelezatan duniawi dimana hal ini dapat menghalanginya dari berbuat banyak amal kebajikan. Karena sesungguhnya yang ia kehendaki sebenarnya adalah abadi di dunia dengan kehidupan yang baik dan serba ni’mat. Sedangkan keadaannya yang serba kesulitan sehingga dalam menggapai pahala akhirat tidaklah mampu menandingi orang yang serba kecukupan karena mereka serba mudah dalam melakukan amal kebajikan. Oleh karena itu janganlah merasa rendah diri karena amal yang sedikit dalam kondisi yang serba minim.
Telah diriwayatkan sesungguhnya الله Ta’ala telah memberikan wahyu kepada sebagian Nabi-Nya, “Sesungguhnya Aku telah menurunkan bala’ (cobaan) kepada hamba-Ku namun mereka berdoa agar terlepas darinya. Maka tidak Aku kabulkan do’a mereka sehingga mereka mengadukan-Ku, maka Aku katakan kepada mereka,’Hamba-Ku…, bagaimana Aku bisa mengasihimu, tidak dengan sesuatu yang dengannya Aku mengasihimu’.
Demikian pula pada hadits Abi Hurairah RA bahwa RasuluLlah SAW bersabda, bahwa الله Ta’ala berfirman, “Apabila Aku memberi cobaan kepada hambaku yang mukmin kemudian ia tidak mengadukan-Ku kepada orang lain maka akan Aku ganti dagingnya dengan daging yang lebih baik daripada dagingnya, dan akan Aku ganti darahnya dengan yang lebih baik dari pada darahnya yang sekarang.”
Telah berkata Abu Muhammad bin ‘Aly At-Tirmidzy RA, “sesungguhnya dahulu aku pernah mengalami sakit yang cukup parah beberapa hari. Dak ketika الله telah menyembuhkanku, maka aku membuat perbandingan dengan ibadah jin dan manusia dengan ibadah yang aku lewati ketika aku menderita sakit, maka aku berkata dalam diriku, ‘jika aku disuruh memilih diantara pahala ketika aku menderita sakit dengan ibadah jin dan manusia, maka condonglah pilihanku dan pastilah keyakinanku dan mantaplah keyakinanku bahwa pilihan الله (dengan memberi sakit) lebih baik dan lebih mulia dan lebih besar manfaatnya pada kesudahannya, yaitu pemberian sakit.
Maka inilah yang dimaksud الله memberikan pemahaman kepada hamba-Nya. Oleh karena itu apabila الله memberikan ujian kepada hamba-Nya hendaklah hamba tersebut menyadari bahwa semua itu adalah pilihan الله untuk kebaikan bagi hamba-Nya baik di dunia maupun di akhirat.
Sebuah hikayat yang diceritakan oleh Abu Al-Abbas bin Al-‘Ariif rahumahumuLlah di dalam kitabnya minhaajus suluuki thariiqil iraadah, dikisahkan bahwa sesungguhnya الله pernah mema’murkan Islam di daerah Maghribi (daerah barat) melalui seseorang yang terkenal dengan nama Abil Khiyaar RahimahuLlah. Semoga الله memebri manfaat yang banyak kepada kita karena berkah beliau. Beliau berasal dari Suqlaih dan negerinya adalah Baghdad. Beliau hidup sampai melewati usia 90 tahun, selama itu beliau dalam keadaan berstatus sebagai budak yang tidak dibebaskan oleh tuannya. Jasad/tubuhnya dipenuhi oleh penyakit judzam akan tetapi dari kejauhan tercium bau minyak wangi misik dari tubuh beliau. Shaibul hikayat menceritakan “aku pernah melihat beliau melakukan shalat di atas air. Kemudian setelah itu saya bertemu dengan Muhammad Al-Asfanajiy dan aku dapati beliau dipenuhi penyakit baras (belang) pada seluruh tubuhnya. Maka aku berkata kepada beliau, ‘Wahai tuanku, sepertinya الله tidak memperoleh tempat untuk menurunkan bala’-Nya kepada musuh-musuh-Nya sehingga menurunkannya kepada kalian semua sedangkan kalian semua adalah para kekasih-Nya’”. Maka beliau berkata kepadaku, “diamlah dan jangan berkata seperti itu. Sesungguhnya apabila الله memuliakan kita dengan perbendaharaan pemberian-Nya maka kami tidak mendapati sesuatu yang lebih mulia dan lebih mendekatkan diri di sisi الله selain bala’ , maka kami meminta kepada-Nya. Maka bagaimanakah pendapatmu jika engkau melihat السيد الزهاد (pemimpin para zahid) dan quthbul Ibad dan Imamul Aulia – Imamnya para wali dan para autad yang tinggal di dalam sebuah gua di pegunungan Thurtus, dagingnya seakan bercerai berai, dan kulitnya mengalirkan nanah sehingga dikerumuni lalat dan semut. Apabila datang waktu malam hatinya tidak puas-puasnya ia berdzikir kepada الله dan mensyukuri atas rahmat yang telah diberikan kepadanya dan ia menganggap semua itu adalah keselamatan yang diberikan الله untuknya hingga ia mengikat dirinya pada sebatang besi menghadap qiblat pada seluruh malam yang dilaluinya sampai terbit fajar……
 sumber :
http://hidangan-ilahi.blogspot.com/2009/11/jangan-sedih-karena-sedikit-amal.html

Apa bila hawa nafsu dibelenggu dengan meninggalkan perbuatan dosa maka hati akan dapat menjelajah alam malakut

بسم الله الرحمن الرحيم
كيف يشرق القلب صور الاكوان منطبعة في مرأته ام كيف يرحل الى الله وهو مكبل بشهواته ام كيف يطمع ان يدخل حضرة الله وهو لم يطهر من جنابة غفلاته ام كيف يرجو ان يفهم دقا ئق الاسرار وهو لم يتب من هفواته


BAGAIMAAN HATI DAPAT BERSINAR SEDANGKAN GAMBAR RUPA-RUPA ALAM TERPAHAT DI DALAM CERMINNYA. ATAU BAGAIMANA HATI DAPAT SEGERA BERANGKAT KEPADA ALLAH SWT PADAHAL IA TERBELENGGU DENGAN SYAHWAT-SYAHWATNYA. BAGAIMANA KITA SANGAT MENGINGINKAN DAPAT MASUK KE HADIRAT ALLAH SWT SEDANGKAN HATI BELUM SUCI DARI KOTORNYA KELALAIAN. BAGAIMANA KITA MENGHARAPKAN DAPAT MEMAHAMI HALUSNYA RAHASIA-RAHASIA SESUATU PERKARA SEDANGKAN HATI BELUM BERTAUBAT DARI KESALAHAN-KESALAHANNYA.

Bersatunya dua perkara yang berlawanan adalah mustahil (sesuatu yang tidak mungkin terjadi) seperti bersatunya gerak dan diam, bersatunya cahaya dan kegelapan. Dan beberapa permasalahan yang disampaikan di atas adalah sesuatu yang berlawanan yang tidak akan mungkin dapat bertemu.

Sesungguhnya bersinarnya hati itu disebabkan oleh cahaya iman dan yakin berlawanan dengan الظلمة (kegelapan) yang menguasainya sehingga menyebabkan berdamainya dia dengan الاغيار (Segala sesuatu selain Allah SWT) dan berdamainya pula ia dengan hal duniawi serta berpegangan erat ia dengannya.

Adapun berangkat menuju pendekatan diri kepada Allah SWT adalah dengan memotong jeratan hawa nafsu dan pengekangan syahwat, tidak dengan pelepasannya yang mengakibatkan diri menjadi terbelenggu tak berdaya untuk bergerak berangkat menuju Allah SWT.

Adapun mesuk ke hadirat Allah SWT mewajibkan kesucian dari orang yang memasukinya serta kelurusan hati. Tidak dengan kekeruhan hati dan kelalaiannya yang akan menyebabkan kejauhan hati dari Allah SWT.
Untuk dapat memahami rahasia perkara yang halus dapat diperoleh dengan taqwa tidak dengan berlarut-larutnya berbuat maksiyat. Yang demikian ini telah diisyaratkan oleh firman Allah SWT
واتقو الله ويعلمكم الله
Dan takutlah kamu kepada Allah maka Allah akan memberikan kepadamu ilmu pengetahuan.

Dan sebagaimana yang diriwayatkan dalam hadits
من عمل بما يعلم ورثه الله العلم ما لم يعلم
Barang siapa yang mengamalkan ilmu yang ia ketahui maka Allah SWT akan memberikan ilmu (baru) yang belum ia ketahu.

Imam Ahmad bin Hambal berkata kepada Ahmad Ibn Aby al-Hawary RA, “Wahai Ahmad ceritakan kepadaku sebuah kisah yang pernah engkau dengar dari ustadz engkau Abu Sulaiman”. Kemudian Abi Al Hawary menjawab, “Aku pernah mendengar Abu Sulaiman berkata,’Apa bila hawa nafsu dibelenggu dengan meninggalkan perbuatan dosa maka hati akan dapat menjelajah alam malakut dan hati akan menjadi tempat datangnya hikmah walaupun ia tidak di bimbing oleh orang yang yang alim’”.

Mendengar itu maka Ahmad bin Hambal berdiri dari tempat duduknya tiga kali dan duduk kembali tida kali sambil berkata, “Belum pernah aku mendengar di dalam hikayat islam sesuatu yang lebih mentakjubkan daripada ini”. Kemudian Ibnu Hambal membacakan hadits di atas dan berkata kepada Ahmad Abi al-Hawary, “Engkau benar wahai Ahmad, dan benar pula ustadz engkau, “. Dan karena inilah Al-Muallif merasa heran terhadap orang yang beri’tiqad adanya persekutuan dari dua hal yang berlawanan tadi dan itu adalah sesuatu yang mustahil. Demikian pula mengherankan bagi orang yang menginginkan derajat Rijal sedang diri masih memiliki karakter yang tidak baik......بن عطاء الله ..

sumber:http://hidangan-ilahi.blogspot.com/2009/11/bagaimaan-hati-dapat-bersinar sedangkan.html#comments 

Engkau mengharapkan dapat merasakan manisnya tha’at sedangkan hatimu bersama selain Allah

لا تجالسوا الموتى فتموت قلوبكم – قيل ومن الموتى – قال المحبون للدني و الراغبون فيها
“Janganlah kamu berkumpul dengan mayat maka hatimu akan mati.”
Ditanyakan, “Dan siapakah mayat itu “
Beliau menjawab, “Mereka yang mencintai dunia dan rela kepadanya”.


Dan diriwayatkan dari RasuluLlah SAW, “Sesungguhnya yang paling aku takuti dari hal yang menakutkanku dari umatku adalah lemahnya keyakinan. Dan lemahnya keyakinan disebabkan mereka melihat kepada orang-orang yang lalai dan berkumpul dengan orang-orang bathil yang keras hatinya.


Abu Thalib Al-Maky RA berkata, “Cobaan yang paling membahayakan seorang hamba dan menyebabkan amalnya menjadi rusak adalah lemah keyakinan (ضعف اليقين) atas apa yang dijanjikan Allah SWT dari hal yang ghaib darinya. “ Dan kuatnya keyakinan adalah sumber (akar) dari semua amal salih.


Seseorang bertanya kepada salah satu wali abdal, “Bagaimanakah jalan menuju hakikat dan jalan untuk wushul / sampai kepada Allah SWT ?“. maka dia menjawab :
لا تنظر الى المخلوقلت فان نظر اليهم ظلمة
Jangan memandang kepada makhluk karena memandangnya menyebabkan hati menjadi gelap.
Kemudian aku bertanya lagi, “Tidaklah mungkin bagiku untuk hal yang demikian”. Maka dia menjawab :
قلا تسمع كلامهم فان كلامهم قسوة القلب
“Jangan mendengar perkataan mereka karena perkataan mereka dapat mengeraskan hati”.


Aku berkata lagi, “Tidak mungkin aku tidak mendengar mereka “. Maka dia menjawab :
قلا تعاملهم فان معاملتهم خسران
“Jangan bermuamalah dengan mereka karena bermuamalah dengan mereka adalah kerugian”


Aku berkata lagi, “sesungguhnya aku hidup diantara mereka maka tidak mungkin aku tidak bermuamalah dengan mereka”. Dia manjawab
لا تسكن اليهم فان السكون اليهم هلكة
“jangan engkau tinggal (berjinak hati) dengan mereka karena itu dapat merusak”.


Kemudian aku berkata, “Inikah alasan ?”
Diapun berkata, “Wahai orang ini, engkau melihat isi alam dunia, dan mendengarkan ucapa orang-orang bodoh, dan bergaul dengan orang-orang bathil, dan tiggal dengan orang-orang yang binasa, kemudian engkau mengharapkan dapat merasakan manisnya tha’at sedangkan hatimu bersama selain Allah. Tidaklah mungkin semua itu dapat terjadi - selamanya”.


Dan juga dengan uzlah maka bashirah / mata hatinya akan terlindungi dari melihat perhiasan duniawi, dan kegelisahannya (terhadap dunia) akan menjadi hilang dari dirinya dalam menganggap indah terhadap sesuatu yang dihinakan oleh Allah SWT.
Dan tidak sepantasnya seseorang meremehkan amalan ini (uzlah) karena yang demikian akan semakin mendatangkan penyakit yang bertambah berat di hati. Dan orang yang melakukan uzlah akan selamatlah dia atas izin Allah SWT. Imam Abul Qasim Al-Qusyairi berkata, “ Para pembimbing hati yang rajin bermujahadah apabila hendak melindungi hatinya dari kegelisahan dan kekeruhan yang mengotori hati maka ia tidak melihat hal-hal yang indah dari dunia”. Beliau juga berkata, “dan semua ini (melihat keindahan duniawi) adalah pangkal dari dosa besar.”Muhamad bin Sirin RA berkata, “Takutlah kamu dari berlebih-lebihan memandang dunia karena yang demikian akan menyebabkan berlebihannya syahwat”.
Diantara faidah yang lain yang dapat diambil dari uzlah adalah dapat memutuskan sifat tamak di hati dan memutuskan ketergantungan pada orang lain, dan yang demikian ini termasuk faidah yang sangat besar bagi orang-orang berakal.
Dan tidak akan sempurna manfaat uzlah bagi seseorang kecuali ia menyibukkan diri dengan bertafakur, dan bertafakur inilah maksud utama dari pelaksanaan uzlah. Dan adanya uzlah itu merupakan persiapan / pendahuluan untuk tafakur dan untuk membantu kejernihan bertafakur. Dan semua ini harus didahului dengan pemahaman yang baik terhadap ilmu syari’at lahiriyah dan menetapi sifat muru’ah dan adab pada bathiniyahnya. Dan untuk lebih jelas dapat menelaah uraian yang lengkap yang disampaikan oleh Hujatul Islam Imam Abu Hamid Al-Ghazali RA di dalam kitab Ihya’ Ulumuddin BAB Uzlah.
Telah diceritakan di dalam Hadits : تفكر ساعة خير من عبادة سبعين سنة yang artinya Bertafakur satu jam (الساعة) lebih baik dari pada beribadah tujuh puluh tahun.
Dan adalah nabi Isa AS berkata
طوبى لمن نان قوله دْكرا وصمته فكرا ونظره عبرة ان اكيس الناس
من دان نفسه وعمل لما بعد الموة
Beruntunglah orang-orang yang ucapannya adalah dzikir (kepada Allah SWT) dan diamnya adalah tafakur dan penglihatannya adalah mengambil ibarat (pelajaran). Sesungguhnya orang yang paling cerdas adalah orang yang menjadikan dirinya beragama dan melakukan amal untuk bekal sesudah mati.


Ka’b berkata, “Barang siapa yang menginginkan kemuliaan akhirat hendaklah memperbanyak bertafakur. Ditanyakan kepada Umi Darda’, “Amalan apakah yang paling utama yang dilakukan oleh Abu Darda’ “. Dia menjawab “Tafakur”.
Yang demikian itu karena untuk sampai kepada ma’rifah dan diketahuinya hakikat segala sesuatu, dan terlihatnya perkara yang baik dan buruk, yang bermanfaat dan yang berbahaya, dan dapat tampak bahaya nafsu dan tipu muslihat musuh (syaitan), dan terperdayanya dunia adalah dengan tafakur. Dengan tafakur akan dapat diketahui jalan keselamatan dari semua itu serta bagai mana cara menjaga diri agar selamat dari tipudayanya.
Al-Hasan Al-Bashri RA berkata, :
الفكرة مرأة تر بك حسنك وقبيحك
Yang artinya, “Tafakur adalah cermin, darinya engkau dapat melihat baik dan buruk pada dirimu”.


Dan juga dengan tafakur akan tampak kebesaran dan keagungan Tuhan apabila kita mau bertafakur atas ayat-ayat-Nya dan keagungan-Nya serta bermacam – macam ciptaannya. Dan dengan bertafakur pula akan tampak baginya kekuasaan Allah SWT baik yang terang maupun yang tersembunyi dengan itu akan diperoleh faidah berupa ahwal / keadaan dan perilaku yang baik yang dapat menghilangkan penyakit di dalam hatinya dan memperkokoh ketaatannya kepada Allah SWT .
Uzlah yang dimaksudkan dari penjelasan yang singkat di atas terdiri atas khalwah (menyendiri) dimana khalwah ini merupakan salah satu dari empat rukun yang harus dibangun oleh para murid yaitu diam (الصمت), lapar (الجوع), berjaga (السهر) dan uzlah (العزلة).


Syaikh Sahal bin AbuLlah berkata,
اجتمع الخير كله في هدْه الاربع خصال~وبها صار ابدال ابدالا اخمص البطون والصمط والخلوة والسهرو
Kebaikan terkumpul dalam empat hal, dan dengan empat hal itu maka seorang abdal akan benar-benar menjadi abdal. Mengkosongkan perut, diam, khalwat, dan berjaga.
sumber:  http://hidangan-ilahi.blogspot.com/2009/11/engkau-mengharapkan-dapat-merasakan.html