Assalamualaikum Wr. Wb

Selasa, 03 September 2013

MENJADI MANUSIA PILIHAN ALLAH

KH. M. Zein ZA. Bazul Asyhab


Allah SWT. berfirman di dalam al-Qur�an surat al-Isra : 78 :�Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat Subuh itu disaksikan (oleh malaikat). Menurut para ahli tafsir bahwa shalat Subuh itu disaksikan oleh para malaikat, baik para malaikat penjaga malam yang baru selesai tugas dan juga oleh para makaikat yang akan melaksanakan tugas di siang hari. Banyak alasan mengapa orang tidak mau shalat Subuh berjamaah. Satu sisi alasannya berat dan lainnya adalah ringan. Apalagi kalau shalat Dzuhur tidak bisa berjamaah dengan alasan waktu kerja dan mencari nafkah. Padahal waktu kerja itu bisa diatur. Misalnya dari pagi sampai pukul 11.30 WIB agar bisa berjamaah. Sehingga apabila ada anak buah keluar pukul 11.30 langsung dimarahi bosnya.

Ini menandakan bahwa umat Islam di Indonesia kurang peka dan tidak menyadari bahwa jam kerja yang sekarang berlaku itu adalah warisan Belanda. Apa salahnya dirubah oleh umat Islam agar bisa melaksanakan shalat dzuhur berjamaah.

Bulan Rabiul-Tsani (Silih Mulud = Bahasa Sunda) adalah bulan wafatnya Hadrotus-Syaikh Sulthonil Auliyaa Syaikh Abdul Qodir al-Jailani. Betapa besar jasa Beliau, karena Beliau adalah manusia biasa yang menjadi luar biasa. Kadangkala orang menuduh dan berpandangan keliru bahwa orang yang belajar tarekat (TQN) melebihkan Syaikh Abdul Qodir al-Jailani daripada Nabi Muhammad SAW. Manakala dibacakan manaqib Syaikh Abdul Qodir al-Jailani yang kelihatan seperti Nabi pun tidak begitu. Contohnya : Menghidupkan orang mati atau merebut nyawa dari malaikat Ijroil. Mereka berpikir : �Masa! Nabi pun tidak begitu??!!!�.

Pandangan demikian harus dijelaskan dengan tenang dan sejuk. Tidak setiap kejadian itu terjadi pada diri Rasulullah, tetapi ini bukan berarti bahwa Rasulullah SAW. tidak mampu. Karena Syaikh Abdul Qodir al-Jailani pun bisa begitu justeru dikarenakan Beliau mengikuti Rasulullah SAW. kasus kejadiannya tidak sama tetapi hakikat kemampuan Beliau diwarisi dari Rasulullah SAW. Apa yang ditulis dalam kitab Manqobah Syaikh Abdul Qodir al-Jailani itu baru sekelumit saja, tidak ditulis seluruhnya. Kalaulah karomahnya ditulis semuanya mungkin lebih dari 500 halaman. Baru sedikit saja tidak percaya, apalagi kalau ditulis seluruhnya.

Perlu ditegaskan bahwa percaya kepada karomah para wali itu termasuk aqidah. Maka apabila seseorang percaya kepada sifat Allah, sifat Rasulullah, tetapi tidak percaya kepada karomah para wali maka akan menjadikan orang tersebut murtad. Adapun pengetahuan seseorang tentang karomah para wali tidak akan sama, tergantung kepada orang itu banyak-tidaknya membaca. Mungkin ada yang kenal Syaikh Abdul Qodir al-Jailani tetapi tidak mengenal Syaikh Rifa�i. Ada yang mengenal Syaikh Rifa�i tapi tidak menganal Syaikh al-Badaur dan yang lainnya. Untuk mengetahui secara luas tentang karomah para wali, bisa membaca kitab �Jamiul Karomatil Auliya� sebuah kitab tebal yang menjelaskan para wali.

Bahkan di Indonesia harus ada gugatan terhadap tokoh Alladin, dimana tokoh ini di Indonesia lebih dikenal sebagai tukang guyon (badut) yang mempunyai lampu wasiat, lalu meramal Ratu Nirmala dan terus menjadi raja. Padahal di dalam kitab Jamiul Karomatil Auliya dalam bab �ain ada Alladin salah seorang wali besar. Ada lagi tokoh besar yang dijatuhkan oleh Indonesia yaitu Abu Nuwas (Abu Nawas) yang ditampilkan seperti Kabayan, padahal kalau Kabayan sendiri kalau betul ada tidak setolol yang ditampilkan dan kalau dilihat dari segi arti bahasa Arab Kabayan itu adalah penjelasan-penjelasan atau contoh.

Orang menduga kepada yang belajar tarekat, dianggap melebihkan gurunya dibanding Rasululah SAW. karena mungkin mereka lebih menonjolkan induk tarekatnya, kalau dijelaskan adalah sebagai berikut : Umpamanya ada orang Jepang Tuan Yoko ingin membeli tegel Indonesia. Lalu ia datang ke Indonesia dengan membawa contoh tegel dari Jepang agar kualitasnya sama seperti contoh tersebut.

Muncullah pak Asep untuk memenuhi pesanan seperti contoh itu, apakah pak Asep mengambil pasirnya dari Jepang atau tidak? Sudah tentu pak Asep cukup mencari pasir serta bahan-bahannya di Indonesia. Selanjutnya pak Asep sekuat tenaga membuat tegel sekualitas tegel tegel contoh di atas dan ternyata berhasil. Oleh tuan Yoko tegel buatan pak Asep itu diuji kelayakannya dan ternyata lulus. Maka selanjutnya tuan Yoko menyuruh pak Asep untuk memproduksi tegel itu sebanyak mungkin.

Ceritanya kita pun ingin membuat tegel untuk pesanan tuan Yoko si atas. Apakah harus mengambil tegel dari Jepang atau contoh buatan pak Asep? Tentu saja kita cukup mengambil tegel buatan pak Asep yang sudah bagus kualitasnya dan bahan bakunya terdapat di Indonesia. Kita tinggal mengikuti jejak pak Asep yang sudah berhasil dan mampu memilih serta mengolah bahan-bahan sekualitas tegel buatan pak Yoko.

Seperti itulah perbandingan Nabi Muhammad SAW. dengan Syaikh Abdul Qodir al-Jailani. Kalau Nabi Muhammad SAW. memang sudah jelas diutus Allah yang bahan bakunya dari sana agar menjadi contoh bagi kita. Sudah pasti baik orangnya, hatinya sudah dijaga, syaitan tidak bisa masuk karena beliau selalu dijaga Allah, serta nafsunya sudah diurus dan penyakitnya sudah dibersihkan, maka pantas kalau akhlak Nabi Muhammad, politik serta ekonominya, dan kecerdasannya semuanya begitu sempurna. Sulit juga kita seperti itu, dikarenakan Beliau orang sana, kita orang sini. Belum lagi perbedaan suku bangsa dan budaya. Semua ini hanya menambah kesenjangan saja.

Maka bermunculanlah orang-orang yang berupaya mengikuti jejak Rasulullah SAW. tersebut. Sebut saja sampai satu juta orang yang berusaha, tetapi yang berhasil hanya satu orang dikarenakan bahannya dari sini seperti kita. Makannya nasi, mungkin ketika orang tuanya dulu berjima tidak membaca basmalah. Dalam hal makanan tidak selektif (yang riba, subhat bahkan yang haram) tetap dimakan. Ternyata yang terjadi kemudian banyak manusia yang menjadi pencuri, pemabuk, perampok, pezina, pembunuh dan lainnya. Kenyataan ini tidak bisa kita pungkiri.

Disatu pihak, Allah sebagai pencipta telah memesan : �Aku kirimkan kepadamu contoh (Rasul) ke muka bumi dan kupesan agar kamu seperti dia, yaitu orang yang bisa kembali kepada-Ku, mereka itu adalah orang yang datang kepada-Ku dengan hati selamat sehingga sukses melaksanakan tugasnya di muka bumi�. Adapun yang sesuai dengan pesanan akan dikembalikan ke surga. Dan yang tidak sesuai akan dimasukkan ke dalam neraka. Surga pun bertingkat-tingkat dan yang tertinggi serta jarang dibicarakan oleh para penceramah adalah Surga Qurbah (Jannatul Qurbah). Di surga qurbah ini tidak memakai gedung, perempuan atau makanan dan sejenisnya. Surga ini hanya diberikan kepada orang-orang yang ikhlas.

Contohnya kita ingin menjadi hamba Allah seperti Rasulullah SAW. tentu untuk mengejar beliau sangat sulit dan jauh. Maka kita berusaha untuk mendekati orang yang dekat dengan Rasulullah SAW. yaitu para wali diantaranya Syaikh Abdul Qodir al-Jailani. Dimana Beliau bukan seorang Nabi atau Rasul serta tidak mendapat tugas dari sana. Akan tetapi beliau adalah salah seorang yang telah berhasil berjuang mengolah diri, bahkan kholwatnya saja sampai 25 tahun tidak bertemu manusia dan hanya memakan daun-daunan. Beliau begitu fana melebur dengan Allah serta berapa juta dzikir kepada Allah yang dilaksanakan oleh Beliau.

Bagi orang malas seperti kita, ingin mengejar seperti tingkat Syaikh Abdul Qodir al-Jailani saja sangat sulit, apalagi mengejar Rasulullah SAW. Karena itu harus menggunakan sistem transmisi, seperti dalam mobil. Mulanya putaran mobil sekian, lalu dioverke gigi gendeng,lalu ke gardan dan terus ke as. dari sanalah baru roda berputar secara teratur. Sampailah ke pewaris Rasulullah SAW., yang ke 37 yaitu Syaikh Pangersa Abah. Oleh beliau diatur betul dosisnya untuk kita. Baru saja diberi dosis sunat harian saja sudah terlalu berat, contohnya shalat tasbih. Apakah kita sering ketinggalan shalat tasbih? Seringkah kita terlewat shalat Dhuha? Untuk memposisikan sampai di sini saja kita harus berjuang sekuat tenaga. Mana mungkin orang seperti kita bisa mencapai tingkatan tinggi tanpa bantuan orang yang telah berpengalaman seperti Guru Mursyid. Marilah kita beristiqomah bersamanya.
KENALI PETANDA HATI YANG SAKIT
Artikel penuh di: http://koleksi-alqalam.blogspot.com/2009/06/hatimengenali-hati-cara-menjaga-dan.html
TANDA-TANDA HATI YANG SAKIT
1. Hati yang sakit tidak membisikkan kepada tuannya untuk mencapai tujuan hidup iaitu untuk mengenali Allah, mencintaiNya, merindui untuk bertemu denganNya, kembali kepadaNya dan mengutamakanNya dari segala bentuk syahwat (yakni keinginan diri kepada dunia, keseronokan, harta dan wanita). Oleh itu, seorang hamba yang memiliki hati yang sakit, ia lebih mengutamakan kepentingan diri dan syahwatnya dari mentaati Allah dan menyintaiNya. Hidupnya adalah dengan bertuhankan hawa nafsunya sendiri sebagaimana firman Allah;
“Tidakkah engkau melihat (wahai Muhammad) orang yang telah menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya? Dapatkah engkau menjadi pelindungnya (dari kesesatan)?”. (al-Furqan; 43)
2. Orang yang mempunyai hati yang sakit, antara tandanya ialah ia tidak kisah dengan dosa dan maksiat. Apabila ia melakukan maksiat, ia tidak rasa berdosa, resah atau gelisah kerana melanggar perintah Allah. Berbeza dengan orang yang memiliki hati yang bersih, hatinya akan berasa sakit dan pedih apabila tersilap atau tersengaja melakukan dosa, lalu ia segera kembali kepada Allah dan bertaubat kepadaNya. Firman Allah tentang sifat-sifat orang bertakwa;
“(Dan antara tanda orang bertakwa ialah) orang-orang yang apabila melakukan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka segera ingat kepada Allah lalu memohon ampun akan dosa mereka – dan sememangnya tidak ada yang mengampunkan dosa-dosa melainkan Allah, dan mereka juga tidak meneruskan perbuatan keji yang mereka telah lakukan itu, sedang mereka mengetahui (akan salahnya dan akibatnya)”. (Ali Imran: 135)
3. Orang yang mempunyai hati yang sakit, ia tidak kisah dengan kejahilan dirinya. Ia tidak berasa resah dan gelisah sekalipun menyedari diri jahil tentang kebenaran. Akibatnya, ia tidak berusaha mencari ilmu. Berbeza dengan orang yang memiliki hati yang bersih. Ia tidak senang duduk apabila menyedari diri masih jahil. Ia akan berusaha menuntut ilmu bagi membuang kejahilannya. Berkata ulamak; “Tidak ada maksiat yang dilakukan oleh hamba yang lebih keji dari membiarkan diri dalam kejahilan”. Pernah ditanya kepada Imam Suhail; “Apakah perkara yang lebih buruk dari kejahilan?”. Ia menjawab; “Jahil tentang kejahilan diri sendiri”.
4. Antara tanda orang yang hatinya sakit ialah ia berpaling dari makanan-makanan yang memanfaatkan hatinya, sebaliknya ia cenderung kepada racun-racun yang merosakkan hatinya. Makanan-makanan hati ialah ilmu dan ibadah termasuklah solat, zikrullah, bacaan al-Quran dan sebagainya. Adapun racun bagi hati ialah dosa dan maksiat. Orang yang memiliki hati yang sakit, ia lebih suka mendengar hiburan-hiburan yang melalaikan dari mendengar ayat-ayat al-Quran, majlis ilmu dan sebagainya lagi dari perkara-perkara yang mendekatkan diri kepada Allah. Baginya kelazatan melakukan maksiat lebih hebat dari kelazatan taqarrub kepada Allah. Padahal Nabi s.a.w. bersabda; “Akan merasai kelazatan iman sesiapa yang redha Allah sebagai Tuhan, Islam sebagai agama dan Muhammad sebagai Nabinya”. (Riwayat Imam Muslim)
5. Orang yang hatinya sakit, ia menjadikan dunia sebagai watannya; ia redha dengan dunia dan berasa tenang dengan kehidupan di dunia, lalu ia tidak mengharapkan akhirat dan tidak melakukan persediaan untuk akhirat. Ia tidak mengambil sikap seperti yang dipesan oleh Nabi s.a.w.; “Hiduplah kamu di dunia ini seolah-olah kamu orang asing atau seorang pengembara”. (Riwayat Imam al-Bukhari).
TANDA-TANDA HATI YANG SIHAT
1. Hati yang sihat, tandanya yang pertama ialah cintakan Allah dan tanda kecintaannya kepada Allah ialah; tuannya banyak berzikir kepada Allah. Hati ibarat periuk dan lidah adalah senduknya. Senduk mengeluarkan apa yang di dalam periuk. Lidah pula mengeluarkan apa yang ada di dalam hati. Jika di dalam hati penuh dengan perasaan cintakan kepada Allah, maka akan lahirlah di lidah zikrullah. Namun jika di dalam hati penuh dengan kufur, fasiq dan maksiat, maka akan lahirlah di lidah umpatan, adu-domba, ucapan kotor dan mencarut.
2. Hati yang sihat sentiasa menyedarkan tuannya supaya kembali kepada Allah; bergantung harap pada Allah umpama seorang pencinta yang terdesak bergantung harap kepada orang yang dicintainya. Ia merasakan tidak ada kehidupan, tidak ada kejayaan, tidak ada kenikmatan dan tidak ada keseronokan kecuali dengan redha Allah dan hampirnya ia dengan Allah. Dengan Allah ia merasai tenang dan tenteram, kepada Allah ia berlindung dan bertawakkal, kepada Allah jua ia yakin dan percaya, menaruh harapan dan menyimpan rasa takut.
3. Di antara tanda hati yang sihat ialah jasad suka berbakti dan berkhidmat kepada Allah tanpa ada rasa jemu di hati. Rasulullah s.a.w. menunaikan solat hingga bengkak-bengkak kakinya. Apabila dipersoalkan kenapa beliau bersusah diri untuk beribadah hingga sedemikian rupa, beliau menjawab; “Aku ingin menjadi hamba yang bersyukur” (Riwayat Imam al-Bukhari). Yahya bin Mu’az pernah berkata; “Sesiapa merasa seronok berkhidmat kepada Allah, nescaya segala benda seronok berkhidmat kepadanya. Sesiapa yang senang matanya melihat perkara yang diredhai Allah, nescaya semua orang senang melihat kepadanya”.
4. Antara tanda hati yang sihat ialah seseorang itu amat menjaga waktu dan hartanya dari dibazirkan kepada perkara-perkara di luar dari ketataan kepada Allah. Ia menyedari bahawa waktu dan harta adalah modal yang dikurniakan Allah untuknya bagi dilaburkan untuk mendapat keuntungan di akhirat. Kerana itu, setiap saat dari waktunya dan setiap sen dari hartanya akan digunakan untuk mentaati Allah bagi mendapatkan pahala dan keredhaan dariNya.
5. Antara tanda sihat dan bersihnya hati seseorang ialah perhatiannya terhadap kesahihan dan penerimanaan Allah terhadap amalannya lebih diutamakan dari amalan itu sendiri. Yang di ambil kira bukan banyaknya amalan, tetapi keelokan amalan dan penjagaannya dari perkara-perkara yang merosakkannya. Kerana itu, orang yang bersih hatinya sentiasa menjaga keikhlasan dan ikutan kepada as-Sunnah dalam setiap amalannya kerana ia mengetahui bahawa tanpa keikhlasan dan tanpa mengikuti petunjuk Nabi s.a.w., amalan yang dilakukannya tidak akan diterima Allah.
6. Di antara tanda sihatnya hati seseorang ialah apabila ia tertinggal wiridnya atau sesuatu dari amalan taat, ia rasa kecewa dan rugi lebih dari perasaan rugi yang dirasai oleh orang yang kehilangan harta dan keluarga. Ia menyedari bahawa tertinggal wirid dan amalan ketaatan itu merupakan kerugian di akhirat. Tidak ada apa-apa pada kerugian duniawi jika dibandingkan dengan kerugiaan di akhirat. Harta benda dunia akan musnah, adapun kenikmatan di sisi Allah di akhirat tidak akan musnah selamanya.
“Apa yang ada pada kamu akan habis dan hilang lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah tetap kekal”. (an-Nahl: 96)
7. Seorang hamba yang hatinya sihat dan bersih, keinginannya hanya satu iaitu untuk mentaati Allah. Perasaan dalaman yang menggerakkannya ialah cintanya kepada Allah dan harapannya untuk merasai kelazatan melihat wajah Allah.
“Dan (sebaliknya) akan dijauhkan (azab neraka) itu daripada orang yang sungguh bertaqwa. Yang mendermakan hartanya dengan tujuan membersihkan dirinya dan hartabendanya, sedang ia tidak menanggung budi sesiapapun yang patut di balas, hanyalah mengharapkan keredaan Tuhannya yang maha tinggi”. (al-Lail: 17-20)
8. Seorang yang hatinya sihat dan bersih, kalam Allah adalah ucapan yang paling disukainya. Berkata Ibnu Mas’ud r.a.; “Sesiapa ingin mengetahui apakah ia kasih kepada Allah atau tidak, hadapkan dirinya kepada al-Quran. Jika ia kasih kepada al-Quran, itu maknanya ia kasih kepada Allah kerana al-Quran adalah Kalam Allah”. Diceritakan bahawa beliau (yakni Ibnu Mas’ud) mencium mushaf al-Quran dan berkata; “Kalam Tuhanku! Kalam TuhanKu”.
9. Antara tanda hati yang salim ialah mengutamakan akhirat dari dunia. Berkata Imam Ibnu al-Qayyim; “Selagi hati selamat dari penyakitnya, ia akan berjalan menuju akhirat dan menghampirinya hingga menjadilah ia ahlul-akhirah (golongan yang beramal untuk akhirat). Namun apabila hati sakit, ia akan melebihkan dunia dan menjadikan dunia watannya hingga menjadilah ia alul-dunya (golongan yang beramal semata-mata untuk kepentingan duniawi”. (Ighasah al-Lahfan, halaman 94-95).

Cara Memperbaiki error Update windows 7 dengan code error 80242006

Pesan galat saat Anda mencoba untuk menginstal update dari Website Update Windows atau dari Website Update Microsof t: "0x80242006" untuk Windows Vista dan Windows Server 2008.

Ikuti langkah berikut:
  1. Klik START,
  2. Ketik notepad di kotak Search (Mulai Pencarian), 
  3. Kemudian klik notepad dalam daftar Program. 
  4. Salin perintah berikut, dan kemudian letakkan ke dalam jendela Notepad. ->  net stop wuauserv CD %systemroot%\SoftwareDistribution Ren Download Download.old net start wuauserv 
  5. Pada menu File, klik Save As. Pada kotak Nama berkas, jenis rename.bat, 
  6. lalu klik All Files (*. *) dan klik Save . Simpan dalam bentuk sebagai ekstensi tsb  
  7. Simpan file Rename.bat ke desktop. 
  8. Klik kanan file Rename.bat, dan kemudian klik Run as Administrator (Jalankan sebagai administrator).   
 Jika Anda diminta untuk sandi administrator atau untuk konfirmasi, ketik sandi, atau klik Continue.  Cobalah untuk menginstal Update lagi.

Catatan:  Setelah Update berhasil diinstal, Anda dapat dengan aman menghapus file Rename.bat.

Sumber :  http://answers.microsoft.com/en-us/windows/forum/windows_vista-windows_install/error-code-how-80242006/9776c82c-0163-41cf-ad96-65d157d7628e?auth=1