Assalamualaikum Wr. Wb

Jumat, 28 Januari 2011

KELUARKAN DIRIMU DARI HATIMU

Syeikh Abdul Qadir al-Jilany
Mengikuti Pengajian Syeikh Abdul Qadir al-Jilany Hari Jum'at pagi tanggal 14 Dzul Qa'dah 545 H. di Madrasahnya.




Anda jangan ragu dengan rizki anda, sebab rizki yang mencarimu itu lebih penting daripada kamu mencarinya. Jika anda meraih rizki hari ini, tinggalkan berambisi untuk rizki besok pagi. Seperti ketika engkau melewati sore, anda juga tidak tahu apakah rizki itu akan datang atau tidak dengan kesibukanmu.


Kalau anda mengenal Allah, pasti anda lebih sibuk dengan Allah Azza wa-Jalla dibanding memburu rizki, sebab KharismaNya akan menghalangi perburuan anda. Karena orang yang mengenal Allah, lisannya akan terbungkam. Orang 'arif akan terus membisu di hadapan Allah, sampai datang perintah Ilahi untuk terjun ke wilayah mashlahat publik. Jika Allah memerintahkan si arif ke publik, akan hilang kebisuan lisannya, dan hilang pula keterasingannya dengan ragam masyarakat.


Nabiyullah Musa AS, ketika menggembala kambing, lisannya terasa cadel, dan asing dengan massa. Namun ketika Allah memerintahkannya, maka Nabi Musa AS, berdoa, "Dan lepaskanlah kecadelan di lisanku hingga mereka faham ucapanku…" Seakan-akan Nabi Musa as, berkata, "Ketika aku terjun di padang untuk menggembala domba, aku tidak
membutuhkan pada kekeluan lisanku, sekarang aku berada di tengah khalayak dan harus memberikan pengetahuan kepada mereka." Maka dengan hilangnya kecadelan atau kekeluan di lisannya, dia bicara sembilan puluh kalimat yang sangat fasih dan sangat mudah difahami. Kecadelan Musa as, gara-gara ia menelan bara api di hadapan Firaun dan Asiah di saat masih balita dulu.


Anak-anak sekalian, aku melihatmu, sangat sedikit pengetahuanmu kepada Allah Azza wa-Jalla, dan pada RasulNya serta Auliya'Nya, para pengganti Nabi, dan KhalifahNya. Kalian sunyi dari hakikat makna. Anda adalah burung dalam sangkar. Rumah yang kosong dan
telah roboh. Pohon yang kering dan telah gugur daun-daunnya. Kibaran bendera hati seorang hamba, pertama-tama dengan Islam, kemudian meneguhkan ke-Islam dengan
Istislam (pasrah total pada Allah), pasrahkanlah dirimu pada Allah Azza wa-Jalla, maka selamat pula jiwamu dan yang lainnya.


Anda harus keluar dari dirimu dengan hatimu, keluarkan hatimu dari makhluk, dan hadir ke hadapanNya telanjang dari dirimu dan dari mereka. Bila Allah menghendaki, Dia akan memberikan pakaian dan menghias pakaianmu lalu mengembalikan dirimu pada khalayak, kemudian dirimu melaksanakan tugas perintahNya, dengan RidloNya dan Ridlo RasulNya SAW, sembari kamu menunggu perintah berikutnya, dirimu tetap simpuh di hadapanNya. Jika bisa menepiskan segala hal selain Allah Azza wa-Jalla, si hamba ini teguh di hadapanNya di atas telapak jiwanya dan rahasia jiwanya. Musa as, berkata dengan
ucapan kondisi ruhaninya: "Aku bergegas kepadaMu, oh Tuhanku, semoga Engkau
meridhoi…"


Seakan beliau bermunajat, "aku menyingkirkan duniaku dan akhiratku serta seluruh makhluk. Aku telah putus dari sebab akibat dunia, dan aku melepaskan apa yang kumiliki. Aku datang kepadaMu dengan bergegas, agar Engkau ridho kepadaKu dan mengampuni dosaku, ketika sebelumnya aku bergabung dengan mereka." Jika dibandingkan dengan munajat itu, wahai orang bodoh, dimana dan apa yang ada padamu?


Kalian ini ternyata hamba nafsumu, duniamu dan hawamu. Kalian hamba khalayak, dan bermusyrik dengan mereka, karena kalian mengandalkan pandangan mereka dalam soal
manfaat dan bahaya, sementara kalian mengharapkan syurga, kalian merasa takut masuk neraka. Dimana posisi kalian di hadapan Allah yang membolak-balik hatimu yang berfirman, "Jadilah, maka terjadilah…"


Anak-anak sekalian, janganlah anda ini diperdaya oleh taatmu yang membuatmu kagum pada prestasi ibadahmu. Mohonlah kepada Allah Azza wa-Jalla, agar taatmu diterima, jangan sampai amalmu itu tertolak. Jangan sampai anda disebut: "Jadilah taatmu sebagai maksiat dan kejernihanmu jadi kotoran." Siapa pun yang mengenal Allah Azza wa-Jalla, tidak pernah mengandalkan sesuatu dan tidak pula diperdaya oleh sesuatu. Dia tidak merasa aman sampai ia keluar dari dunia dengan keselamatan agamanya, dan menjaga antara dirinya dan Allah Azza wa-Jalla.


Anak-anak sekalian. Seharusnya anda melakukan amaliyah qalbu dan keikhlasannya. Ikhlas yang sempurna adalah bersih dari segala hal selain Allah, sedangkan keikhlasan itu didasari ma'rifatullah Azza wajalla.


Sementara aku tidak melihat anda sekalian kecuali anda ini adalah para pendusta, baik dalam wacana maupun tindakan, baik dalam sunyi atau ramai. Apa yang kalian jadikan pijakan, jika kalian berkata tanpa tindakan? Kalian bertindak tanpa keikhlasan dan tauhid? Bila kalian penuh kotoran di dirimu, dan berharap Allah meridhoimu, berharap penerimaan amalmu dan ridloNya, bagaimana mungkin? Padahal dalam sesaat anda telah menyalakan api neraka, sedangkan amalmu kelak di hari kiamat sudah dipilah, mana yang putih, mana yang hitam, mana yang kelabu.


Setiap amal yang tidak bertujuan demi Allah akan batil. Karena itu beramallah, cintailah, bersahabatlah dan carilah dari orang yang masuk dalam penghayatan: "Tiada yang menyamaiNya sesuatu pun, dan Dia Maha Mendengar lagi Melihat."


Bersihkanlah semua, lalu teguhkan dirimu. Bersihkan semua dari kotoran hal-hal yang tak layak dan teguhkan yang selaras denganNya. Yaitu hal-hal yang diridhoiNya dan diridhoi RasulNya SAW. Bila kalian berbuat demikian, sirnalah semua keraguan, kelabuan dan
kehampaan dari hatimu. Bersahabatlah dengan Allah, dengan Rasul-Nya dan dengan orang-orang yang saleh dengan penuh pengagungan, pemuliaan dan penghormatan.


Bila kalian ingin bahagia, jangan kalian hadir di hadapanku tanpa adab dan sopan santun. Jika masih tidak ada adab, kalian akan terus berlebih-lebihan, maka mulai saat ini tinggalkan segala yang berlebihan. Bisa secara diantara semua ini ada yang memiliki rasa hormat dan adab yang baik dari balik akal sehatnya.


Sang koki akan tahu bumbu masakannya. Tukang roti mengerti adonannya. Perancang tahu akan rancangannya. Orang yang mengajak tahu yang akan diajak. Duniamu sesungguhnya telah membutakan hatimu sampai kalian tak melihat apa pun. Hati-hatilah kalian dari peristiwa yang menimpamu itu, sedikit demi sedikit bisa menghancurkanmu hingga kalian jadi korbannya di akhirnya. Kalian mabuk terbius oleh minumannya, sampai terputus tangan dan kakimu, sedang matamu melihat. Dan ketika sadar, anda bakal tahu apa yang telah anda lakukan. Inilah dampak dari cinta dunia, sedang musuh ada di belakangnya, ambisi terus menumpuknya. Itulah yang terjadi, hati-hati….


Anak-anak sekalian, tak ada kebahagiaan bagimu sementara kamu mencintai dunia. Kalian merasa sebagai pengajak Jalan Ilahi, anda merasa mencintai akhirat atau sedangkan anda masih terus mencintai dunia. Orang arif pecinta tak akan pernah mencintai semua itu bahkan semua hal selain Allah Azza wa-Jalla. Bila cinta kepadaNya paripurna, maka bagian dunia terasa hina.


Begitu pula ketika sampai di akhirat, semua apa yang ditinggalkan di belakangnya, akan tampak ketika ada di depan Pintu Tuhannya. Semua ditinggalkan hanya demi meraih Wajah Ilahi. Allah memberikan semua bagian bagi para waliNya, sementara para wali itu merasa tidak memerlukan lagi dari bagian dunia itu. Sebab bagian jiwa adalah tersembunyi. Bagian nafsulah yang tampak kasat mata. Bagian hati tidak akan pernah tiba kecuali ketika bagian nafsu dibersihkan. Lalu terbukalah bagian konsumsi hati. Bila bagian hati telah terpuaskan di sisiNya, datanglah rahmat bagi nafsunya. Dikatakan pada hamba tersebut, "Jangan bunuh nafsumu…" Lalu saat itu ia meraih bagian nafsunya, dan itulah nafsunya yang muthmainnah. Karena itu tinggalkan majlis yang penuh dengan kecintaan dunia, dan datangilah majlis yang zuhud dari dunia.


Jenis tertentu akan bersenyawa dengan jenis yang sama, saling melingkari dan mengitari. Pecinta akan saling mencintai yang lain, saling menolong untuk dakwah menuju keimanan, tauhid, keikhlasan di dalam amal. Mereka meraih dengan kemampuannya di jalan Allah Azza wa-jalla. Siapa yang melayani akan dilayani, siapa yang berbuat baik akan diberi kebaikan. Siapa yang memberi akan diberi. Bila kalian berbuat untuk neraka, maka neraka esok bagimu.


Amalmu adalah apa yang engkau raih. Kalian beramal dengan amaliah ahli neraka tetapi kalian berharap syurga. Bagaimana berharap syurga sementara kalian bukan orang yang melakukan amaliah ahli syurga? Orang yang memiliki hati adalah orang yang tidak saja taat
secara fisik belaka, tetapi patuh jiwanya. Untuk apa beramal tanpa hati yang ikhlas?
Orang yang riya' hanya menampakkan visualnya, sedangkan orang ikhlas dengan hati dan lahiriyahnya.


Orang beriman itu hidup, sedang orang munafik itu mati. Orang beriman itu beramal untuk Allah, sedang orang munafik untuk dilihat sesama, dipuji dan mendapat balas budi. Tindakan orang beriman maujud dalam sunyi dan ramai, dan suka dan duka. Tindakan orang munafik hanya dalam tontonannya belaka. Ia berbuat baik ketika suka, tetapi ketika sedih ia menolak. Ia tidak bergabung dengan Allah Azza wa-Jalla, tak ada iman kepada Allah, kepada Rasul dan KitabNya. Tidak mengingat padang mahsyar maupun hisab. Islamnya hanya untuk cari perhatian dan selamat di dunia, bukan selamat di akhirat dari neraka dan siksanya. Dia sholat dan puasa untuk dilihat manusia, jika kembali sendiri, kembali pula pada kesibukan
nafsunya dan kekufurannya.


Ya Allah, kami berlindung kepadaMu dari kondisi seperti ini. Kami mohon keikhlasan di dunia dan keikhlasan hari esok. Amin. Anak-anak sekalian, sudah seharusnya kalian ikhlas ketika berbuat baik. Buanglah matamu untuk melihat amalmu dan ganti rugi, baik dari makhluk maupun Khaliq.


Berbuatlah hanya untuk Wajah Allah, bukan dalam rangka meraih nikmatNya. Jadilah kalian termasuk yang berkehendak hanya menuju WajahNya. Carilah WajahNya, hingga Dia memberikan kepadamu. Bila Dia memberikan anugerah, pasti kalian dapatkan syurga di dunia dan di akhirat. Syurga dunia berupa taqarrub kepadaNya, dan syurga akhirat adalah memandangNya, serta segala janji dan jaminan yang diberikan kepadamu. Selamatkan dirimu dan hartamu, pada Tangan Kekuasaan, Aturan dan RencanaNya. Engkau telah dibeli olehNya, dan kelak harganya akan diberikan kepadamu.


Wahai hamba-hamba Allah. Selamatkan dirimu kepadaNya. Katakan, "Jiwa, harta dan syurga hanya bagiMu, dan selainMu hanya untukMu. Kami tidak berhasrat sedikitpun selain DiriMu." Dahulukan Allah sebelum syurga. Allah Yang Maha Asih sebelum jalan menuju kepadaNya. Wahai orang yang berhasrat syurga, engkau membelinya dan meramaikannya
hari ini. Bukan besok. Alirkan sungaimu, airmu hari ini, bukan besok di akhirat.


Wahai kaumku. Hari kiamat hati dan mata bergolak, dimana hari itu pijakan-pijakan bisa terpeleset. Padahal setiap orang beriman berpijak dengan kakinya iman dan ketakwaannya sendiri-sendiri. Kokohnya pijakan tergantung kokohnya iman di hari itu. Orang zalim akan menerima kebusukan di tangannya. Orang yang suka merusak akan mendapatkan kehancurannya. Bagaimana ia bisa zalim dan bagaimana ia menjadi perusak, bagaimana ia pergi dari Tuhannya.


Anak-anakku. Kalian jangan terpedaya oleh amal, sebab nilai amal itu ternilai di akhirnya. Semestinya kalian terus memohon kepada Allah azza wa-Jalla atas akhir hayat anda, dan diberikan rasa cinta untuk berbakti kepadaNya. Hati-hatilah kalian semua, ketika anda
taubat, lalu kembali maksiat. Maksiat kepada Tuhanmu hari ini atau esok, akan membuat dirimu terhinakan dan terlempar dari pertolongan.


Ya Allah tolonglah kami untuk taat kepadaMu dan janganlah kami Engkau hina dengan maksiat kepadaMu. Tuhan, berikanlah kami kebajikan di dunia dan kebajikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab neraka.
sumber: http://sigitwahyu.net/tasawuf/keluarkan-dirimu-dari-hatimu.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar