Assalamualaikum Wr. Wb

Kamis, 08 September 2011

Abah Anom, Mentor Spiritual Pejabat

Abah Anom kelahiran Suryalaya pada 1 Januari 1915. Usianya 96 tahun.
SENIN, 5 SEPTEMBER 2011, 14:08 WIBIsmoko Widjaya

VIVAnews - Abah Anom, sesepuh Pondok Pesantren Suryalaya, Tasikmalaya, Jawa Barat, dengan nama lengkap KH A Shohibulwafa Tajul Arifin meninggal dunia sekitar pukul 11.50 WIB. Selama ini sejumlah petinggi negara pernah sowan dan bersilaturahmi ke Abah Anom.

Jelang Pemilihan Presiden 2004, calon presiden saat itu Megawati Soekarnoputri dengan didampingi Ketua Umum Golkar Akbar Tandjung mendatangi Abah Anom di Tasikmalaya.

Kunjungan Megawati saat itu bertepatan dengan ulang tahun ke-99 Pondok Pesantren Suryalaya. Megawati hanya sekitar setengah jam di Tasikmalaya. Megawati mengungkapkan kekagumannya akan pondok pesantren yang konsisten memberantas dan mengobati korban narkoba.

Selain Megawati, calon presiden incumbent Susilo Bambang Yudhoyono pada 2009 juga pernah bersilaturahmi ke Abah Anom. Abah Anom memang dikenal sebagai mentor spiritual sejumlah pejabat negara.

Pada 2009, selain SBY, calon presiden lainnya yang masih menjabat Wakil Presiden Jusuf Kalla juga bersowan ke Abah Anom. JK yang masih menjabat Ketua Umum Golkar itu hadir bersama sejumlah Anggota DPR dari Partai Golkar Daerah Pemilihan Jawa Barat.

Bahkan, saat silaturahmi JK ke Abah Anom, ada peristiwa kecil terjadi. JK memecahkan gelas dari atas podium tempatnya berpidato. JK yang saat itu berpasangan dengan Wiranto menyenggol gelas dan jatuh seketika.

Abah Anom meninggal dunia sebelum dzuhur atau sekitar pukul 11.50 WIB di RS Tasik Medika Citratama Tasikmalaya, Jawa Barat. Abah Anom kelahiran Suryalaya pada 1 Januari 1915. Usianya 96 tahun.

Abah Anom merupakan putra kelima Syaikh Abdullah bin Nur Muhammad, pendiri Pondok Pesantren Suryalaya, dari ibu yang bernama Hj Juhriyah. Kegemarannya bermain silat dan kedalaman rasa keagamaannya diperdalam lagi di Pesantren Citengah, Panjalu, yang dipimpin oleh H Junaedi yang terkenal sebagai ahli alat, jago silat, dan ahli hikmah.

Setelah menginjak usia 23 tahun, Abah Anom menikah dengan Euis Siti Ru’yanah. Setelah menikah, kemudian ia berziarah ke Tanah Suci. Sepulang dari Mekah, setelah bermukim kurang lebih tujuh bulan (1939), Abah Anom mempunyai banyak pengetahuan dan pengalaman keagamaan yang mendalam.

Pengetahuan beliau meliputi tafsir, hadits, fiqih, kalam, dan tasawuf yang merupakan inti ilmu agama. Oleh Karena itu, tidak heran jika beliau fasih berbahasa Arab dan lancar berpidato, baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Sunda, sehingga pendengar menerimanya di lubuk hati yang paling dalam. (eh)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar