Assalamualaikum Wr. Wb

Rabu, 07 September 2011

Tokoh Pelopor Rehabilitasi Narkoba Berbasis Spiritual

www.nu.or.id.
Bogor, NU Online
KH Shohibulwafa Tajul Arifin alias Abah Anom, pendiri dan pengasuh Pesantren Suryalaya yang wafat Senin (5/9) dan dikebumikan Selasa (6/9) di Tasikmalaya, dinilai sebagai tokoh pelopor gerakan rehabilitasi narkoba berbasis spirirual.

Ketua Yayasan Serba Bakti Pesantren Suryalaya Perwakilan Kota Bogor, Edgar Suratman, Rabu kepada NU Online, Rabu, di Bogor mengatakan, Abah Anom merupakan tokoh panutan dan ulama besar yang berjasa bagi bangsa maupun agama.

"Almarhum merupakan ulama penuh teladan yang mendedikasikan seluruh hidupnya untuk masyarakat, agama dan bangsa," kata Edgar Suratman.

Salah satu andil besar yang diberikan Abah Anom yang dikenal sebagai ajengan santun dan sederhana semasa hidupnya adalah mempelopori rehabilitasi kecanduan narkoba melalui pendekatan spiritual atau melalui penguatan kesadaran beragama.

"Salah satu konsen almarhum saat hidup adalah merehabilitasi pecandu narkoba melalui pendekatan spiritual dan dzikir. Karena itu Pesantren Suryalaya dikenal banyak pihak sebagai pusat rehabilitasi narkoba," ujar Edgar Suratman yang juga Asda Bidang Kemasyarakatan Pemerintah Kota Bogor.

Abah Anom mengembangkan gerakan rehabilitasi narkoba berbasis spiritual melalui "Majelis Al Inabah" yang dikembangkan sejak tahun 1980-an. Tak ayal bila Badan Narkotika Nasional, Mabes Polri dan berbagai lembaga anti Narkoba menjadikan Pesantren Suryalaya sebagai mitra utama dalam upaya merehabilitasi korban maupun perang terhadap peredaran narkoba di Tanah Air.

Ketua Mahkamah Konstitusi, Prof Mahfud MD mengemukakan, duka citanya atas wafatnya Abah Anom. Menurut Mahfud, Abah Anom adalah ulama sepuh yang bukan hanya mengajarkan kitab-kitab secara konvensional. Namun beliau juga aktif melakukan kegiatan-kegiatan sosial, bahkan terapi untuk korban-korban narkotika dengan cara menguatkan kesadaran keagamaan. Banyak pecandu narkoba yang sembuh setelah mengikuti terapi agama yang dilakukan Abah Anom.

“Banyak orang-orang besar, kaya, dan pejabat yang sulit membimbing anaknya sendiri sering meminta pertolongan penyembuhan kepada Abah Anom. "Umat Islam dan bangsa Indonesia kehilangan beliau. Semoga beliau mendapat tempat yang layak di sisi-Nya," ujarnya.
Redaktur : Mukafi Niam
Kontributor: Ahmad Fahir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar