Kisah ini diambil dari majalah nuqthoh terbitan yang no 9 tanggal 26 januari 2010 M, hal 32 dengan judul “Mengenal Abah Anom melalui pandangan batinnya” .
MENGAKUI KEMULIAAN ABAH ANOM Kurang dari 40 hari menjelang wafatnya ( 29 Okt 2004 m ) Beliau Sayyid Muhammad Al-Maliki ra. ( atau ringkasan Habib Maliki ) salah seorang santrinya asal garut bernama Kiyai Haji Dodi Firmansyah ditanya oleh almarhum. Kiyai muda asal Garut tersebut terperanjat saat al-‘alamah tersebut menanyakan sosok guru yang telah menanamkan kalimat agung dilubuk hatinya. Lebih terkejut lagi saat Ulama tersebut “tercekat” sewaktu disebutkan nama Syekh Ahmad Shohibul wafa Tajul ‘Arifin. Secara sepontan Beliau menyebutkan bahwa Syekh Ahmad Shohibul wafa Tajul ‘Arifin adalah Sulthonul Awliya fi hadza zaman ( Rajanya para wali zaman sekarang ) bahkan beliaupun menyebutkan Qoddasallohu sirrohu bukan rodliyallohu ‘anhu seperti yang kebanyakan disebutkan oleh para ikhwan. Walaupun secara dhohir Habib Maliki belum bertemu dengan pangersa Abah namun keduanya telah mengenal di alam ruhani yang tak dibatasi ruang dan waktu.-tamat terbitan majalah.
Habib Maliki r.a , sudah dikenalin ramai oleh para ''habaib atasan'' sebagai 'ulama' yang di jagain Nabi SAW. ''Beliau dan madrasahnya'' adalah ibarat ''Nabi dan dakwahnya'' di Mekah. Antara buktinya ialah, para pengajar di madrasahnya jika ingin pulang ke tanah air, harus menjalani beberapa wiridan dan selawat dan kemudian menunggu ísyarat' dari Nabi SAW samada boleh atau tidak kepulangannya. Biasanya Habib Maliki yang memberikan keizinan selepas beberapa hari permohonan dari sang guru, kadang kala sang guru sendiri bermimpi Nabi dan kadangkala ahli keluarga yang jauh di tanah air yang mendapat isyarat mimpi.
Keduanya, ketika Imam As-Sya'rawi sedang menghadapi nafas-nafas terakhirnya di Mesir, Imam Tafsir yang agung ini di katakan sempat berceritakan kepada anak-cucunya mengenai keindahan tempat kediamannya nanti di syurga, sambil melihat sambil bercerita ( ini bersesuaian dengan hadith nabi yang berbunyi..apabila seorang mukmin menghembuskan nafas terakhirnya, akan diperlihatkan kepadanya mahligai kediaman di syurga pada ketika itu ) ....kemudian Kanjeng Nabi SAW datang dalam pandangannya sambil berkata : 'Beritahu Fahad, jangan khuatir dengan keadaan Habib Maliki, sesungguhnya dia ( habib maliki ) tidak akan sekali kali dapat di mudaratkan oleh mereka-mereka di sekelilingnya'. Imam Sya'rawi sempat menyampaikan pesanan ini kepada orang terdekatnya, sebaik sahaja selepas menghembuskan nafas terakhirnya. Mereka langsung menyampaikan kepada Raja Fahad, barulah kemurungan yang di hadapi Raja tersebut berkurangan. Semoga Allah merahmati mereka semua dan mengembalikan kepada kita wira-wiraNya dalam bentuk yang berlainan mengikut keadaan dan zaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar